New Templates

Jumat, 03 Juni 2011

Fadilah-fadilah Dalam Beribadah

Keutamaan Membaca Al-Quran


988. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang yang mempunyainya."  (Riwayat Muslim)

Maksudnya mempunyainya ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.

989. Dari an-Nawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran iaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-lmran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang mempunyainya-yakni membaca, memikirkan dan mengamalkan. (Riwayat Muslim)


990. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:


"Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula." (Riwayat Bukhari)


991. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia berbolak-balik dalam bacaannya-yakni tidak lancar - juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala." (Muttafaq 'alaih)


992. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit." (Muttafaq 'alaih)


993. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:


"Sesungguhnya Allah mengangkat darjat beberapa kaum dengan adanya kitab al-Quran ini - yakni orang-orang yang beriman - serta menurunkan darjatnya kaum yang Iain-Iain dengan sebab al-Quran itu pula - yakni yang menghalang-halangi pesatnya Islam dan tersebarnya ajaran-ajaran al-Quran itu." (Riwayat Muslim)

994. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, iaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu - yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya - di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikurniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang - untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih)

995. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian nampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut.  Setelah pagi menjelma, orang itu mendatangi Nabi s.a.w. menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Itu adalah sakinah* - ketenangan yang disertai oleh malaikat - yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu." (Muttafaq 'alaih)

Dalam Hadisnya Zaid bin Tsabit r.a., katanya: "Saya berada di samping Rasulullah s.a.w., lalu beliau dilutupi oleh sakinah." Yang dimaksudkan ialah ketenangan ketika ada wahyu turun pada beliau. Di antaranya lagi ialah Hadisnya Ibnu Mas'ud r.a.: "Tidak jauh bahawa sakinah itu terucapkan pada lisannya Umar r.a." Ada yang mengatakan bahawa sakinah ialah kedamaian dan ada yang mengatakan kerahmatan.


996. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran, maka ia memperolehi suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahawa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

997. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada sesuatu apapun dari al-Quran - yakni tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat al-Quran yang dihafalnya, maka ia adalah sebagai rumah yang musnah - sunyi dari perkakas."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

998. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Dikatakanlah - nanti ketika akan masuk syurga - kepada orang yang mempunyai al-Quran - yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya: "Bacalah dan naiklah darjatmu - dalam syurga - serta tartilkanlah - yakni membaca perlahan-lahan - sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca," maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tertinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

Perintah Berta'ahud Kepada Al-Quran — Memelihara Dan Membacanya Secara Tetap — Dan Menakut- nakuti Berpaling Daripadanya Kerana Kelupaan


999. Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Berta'ahudlah kepada al-Quran - yakni peliharalah untuk selalu membaca al-Quran itu secara tetap waktunya, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, nescayalah al-Quran itu lebih sangat mudah terlepasnya daripada seekor unta yang ada di dalam ikatan talinya." (Muttafaq 'alaih)

1000. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Hanyasanya perumpamaan orang yang menghafal al-Quran - di luar kepala - adalah sebagaimana perumpamaan seekor unta yang diikat. Jikalau ia terus langsung mengikatnya, dapatlah ia menahannya - tidak sampai lepas dan lari- dan jikalau ia melepas-kannya, maka itu pun pergilah." (Muttafaq 'alaih)

Sunnahnya Memperbaguskan Suara Dalam Membaca Al-Quran Dan Meminta Untuk Membacanya Dari Orang Yang Bagus Suaranya Dan Mendengarkan Pada Bacaan Itu


1001. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu - dengan penuh perhatian dan rasa ridha serta menerima - sebagaimana mendengarnya kepada seseorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-Quran itu yakni mengeraskan suaranya."* (Muttafaq 'alaih)*

Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahawasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu bihi -ertinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran - ini adalah sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna - yakni bertaghanni dari kata ghina'."

Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.

1002. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:

"Sesungguhnya engkau telah dikurnia - oleh Allah - mizmar -yakni seruling - dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud."* (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:

"Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahawa saya mendengarkan bacaanmu - akan al-Quran - tadi malam."

Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Ertinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya - atau mengiramakan bacaan al-Quran itu." huraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis lain, iaitu:

- yakni: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'.

Maksudnya bahawa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca.

1003. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun - dalam salah satu dari kedua rakaatnya yang dibaca keras. Maka saya tidak pernah mendengar seseorang pun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." (Muttafaq 'alaih)

1004. Dari Abu Lubabah iaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran - yakni di waktu membacanya, maka ia bukanlah termasuk golongan kita."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.

Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran

1005. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuan lah diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini – yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini" - an-Nisa' 42.

Setetah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya menitiskan airmata." (Muttafaq 'alaih)

Anjuran Membaca Surat-surat Atau Ayat-ayat Yang Tertentu


1006. Dari Abu Said, iaitu Rafi' bin al-Mu'alla r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka jikalau saya mengajarkan padamu akan seagung-agung surat dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid?" Kemudian beliau s.a.w. mengambil tanganku. Setelah kita ingin hendak keluar, saya pun berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan tadi bersabda: "Sungguh-sungguh saya akan mengajarkan padamu seagung-agung surat dalam al-Quran." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Seagung-agung surah ialah Alhamdulillahi rabbil-'alamin - dan seterusnya. Itulah yang disebut Assab'ul matsani - yakni tujuh ayat banyaknya dan diulang-ulangi dua kali atau surat Alfatihah. Juga itulah yang disebut al-Quran al-'Azhim yang diberikan padaku." (Riwayat Bukhari)

1007. Dari Abu Said al-Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai surat Qulhuwallahu ahad - yakni surat al-lkhlas, iaitu: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai sepertiga al-Quran - mengenai pahala membacanya."

Dalam riwayat lain disebutkan: Bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "Apakah seseorang di antara engkau semua itu akan merasa lemah -tidak kuat - untuk membaca sepertiga al-Quran dalam satu malam?" Tentu saja hal itu dirasakan berat oleh mereka dan mereka berkata: "Siapakah di antara kita semua yang kuat melakukan itu, ya Rasulullah?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda: Qul huwallahu ahad Allahush shamad adalah sepertiga al-Quran - yakni pahala membacanya menyamai membaca sepertiga al-Quran itu." (Riwayat Bukhari)

1008. Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula bahawasanya ada seorang lelaki mendengar orang lelaki lain membaca: Qul huwallahu ahad, dan seterusnya - dan orang itu mengulang-ulanginya. Setelah datang pagi harinya, orang yang mendengar itu pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. lalu menyebutkan pada beliau s.a.w. apa yang didengarnya, seolah-olah orang ini menganggapnya sebagai amalan yang kecil saja - kurang bererti. Kemudian Rasulultah s.a.w. ber- sabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggamanNya, sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Bukhari)

1009. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai Qul huwallahu ahad, iaitu: "Sesungguhnya surat ini adalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Muslim)

1010. Dari Anas r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya senang sekali pada surat ini, iaitu Qul huwallahu ahad. Lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kecintaanmu pada surat itu akan dapat memasukkan engkau dalam syurga."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Imam Bukhari juga meriwayatkannya dalam kitab shahihnya sebagai ta'liq.

1011. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah engkau mengetahui beberapa ayat yang diturunkan malam ini? Benar-benar tidak ada sama sekali yang seumpama dengan itu, iaitu surat Qul a'udzu birabbil falaq dan surat Qul a'udzu birabbin nas." (Riwayat Muslim)

1012. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. dahulunya selalu berta'awwudz - mohon perlindungan kepada Allah - dari gangguan jin dan mata manusia, sehingga turunlah dua surat mu'awwidzah - iaitu surat-surat Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas. Setelah kedua surat itu turun, lalu beliau s.a.w. mengambil keduanya itu saja - mengamalkannya - dan meninggalkan yang lain-lainnya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

1013. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Setengah dari al-Quran itu ada sebuah surat yang jumlah ayatnya ada tiga puluh buah. Surat itu dapat memberikan syafaat kepada seseorang - jikalau ia membacanya - sehingga orang itu diampuni, iaitu surat Tabarakal ladzi biyadihil mulk - yakni surat al-Mulk."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

Dalam riwayat Imam Abu Dawud disebutkan dengan menggunakan kata: tasyfa'u - sebagai gantinya "syafaat", ertinya sama iaitu memberi syafaat.

1014. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam - iaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat, maka kedua ayat itu mencukupinya." (Muttafaq 'alaih)
Dikatakan oleh para alim ulama bahawa erti kafataahu atau mencukupi orang tadi, maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan pada malam itu. Ada pula yang mengertikan mencukupi dari berdiri untuk shalat malam.

1015. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)

1016. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah - yakni al-Quran - yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab:

"Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau s.a.w. lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau s.a.w. mendoakan demikian kerana benar sekali apa yang diucapkan itu.   (Riwayat Muslim)

1017. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat memerlukan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya. Setelah itu ia pun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahawa ia mempunyai keperluan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata:

"Kini sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w. dan ini adalah yang terakhir, kerana untuk ketiga kalinya engkau datang, sedang engkau memastikan tidak akan datang, tetapi engkau datang lagi." Orang itu lalu berkata: "Biarkanlah aku - yakni supaya engkau lepaskan saja, sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat padamu yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padamu."
Saya berkata: "Apakah kalimat-kalimat itu." la menjawab: "Jikalau engkau hendak menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi, kerana sesungguhnya saja - kalau itu engkau baca, engkau akan senantiasa didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati oleh syaitan sehingga engkau berpagi-pagi." Akhirnya orang itu saya lepaskan lagi sekehendak jalannya. Saya berpagi-pagi, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Apakah yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya menjawab: "la menyangka bahawa ia telah mengajarkan padaku beberapa kalimat yang dengannya itu Allah akan kembali lagi." Jadi saya mengetahui bahawa ia akan kembali kerana begitulah sabda Rasulullah s.a.w. Selanjutnya saya terus mengintipnya, tiba-tiba ia kembali lagi dan segera saja mengambil makanan lagi, lalu saya berkata: "Sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w." Ia berkata: "Biarkanlah saja - sekali ini, sebab sesungguhnya saya adalah seorang yang amat membutuhkan dan saya mempunyai banyak keluarga yang menjadi tanggungan saya. Saya tidak akan kembali lagi." Sekali lagi saya menaruh belas-kasihan padanya, lalu saya lepaskan sekehendak jalannya. Pagi-pagi menjelma, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya berkata: "la mengadukan lagi bahawa ia amat memerlukan dan mempunyai banyak tanggungan keluarga, maka dari itu saya belas-kasihan padanya dan saya lepaskanlah sekehendak jalannya." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia berkata dusta padamu dan ia akan kembali lagi." Saya mengintipnya untuk ketiga kalinya. la datang dan memberikan kemanfaatan padaku, lalu saya lepaskanlah ia menurut sekehendak jalannya."
Beliau s.a.w. bertanya: "Apakah kalimat-kalimat itu?" Saya menjawab: "la berkata kepada saya: "Jikalau engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi sejak dari permulaannya sehingga engkau habiskan ayat itu sampai selesai, iaitu: Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qayyum." la melanjutkan katanya kepada saya: "Jikalau itu engkau baca, maka engkau selalu akan didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan syaitan tidak akan mendekat padamu sehingga engkau berpagi-pagi." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia telah berkata benar padamu - yakni kalau membaca ayat al-Kursi, maka akan terus mendapat penjagaan dari Allah, tetapi orang itu sendiri sebenarnya adalah pendusta besar. Adakah engkau mengetahui, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga malam berturut-turut itu?" Saya menjawab: "Tidak." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Itu adalah syaitan." (Riwayat Bukhari)

Keterangan:

Ayat al-Kursi yang dimaksudkan dalam Hadis di atas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu iaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya:

"Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri - yakni tidak memerlukan kepada yang selainNya. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa mengantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja pun yang ada di muka mereka - yakni seluruh makhluk - dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat - pertoiongan - di sisiNya - baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti - melainkan dengan izinNya? Kursinya - yakni kerajaanNya - adalah meluas pada seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam
memelihara keduanya - langit dan bumi - itu, kerana Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."

1018. Dari Abuddarda' r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)

Sunnahnya Berkumpul Untuk Membaca — Al-Quran

1019. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Jibril sedang duduk di sisi Nabi s.a.w., lalu mendengar suara - pintu terbuka - di atasnya, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: "Ini adalah pintu dari langit yang dibuka pada hari ini dan tidak pernah sama sekali dibuka, melainkan pada hari ini." Kemudian turunlah dari pintu tadi seorang malaikat, lalu Jibril berkata: "Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak pernah turun sama sekali, melainkan pada hari ini." Malaikat yang baru turun itu lalu memberi salam dan berkata: "Bergembiralah - hai Muhammad - dengan dua cahaya yang dikurniakan kepada Tuan dan tidak pernah dikurniakan kepada Nabi siapapun sebelum Tuan, iaitu fatihatul kitab-yakni surah al-Fatihah dan beberapa ayat penghabisan dari surat al-Baqarah. Tidaklah Tuan membaca sehuruf dari keduanya itu, melainkan Tuan akan diberi - pahala besar." (Riwayat Muslim)

Annaqiidh ertinya suara - seperti suara pintu dan Iain-Iain.

1020. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. .bersabda:

"Tiada suatu kaum pun yang sama berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah - yakni masjid - sambil membaca Kitabullah dan saling bertadarus di antara mereka itu - iaitu berganti-gantian membacanya, melainkan turunlah ketenangan di atas mereka, serta mereka akan diliputi oleh kerahmatan dan diliputi oleh para malaikat dan Allah menyebut-nyebutkan mereka itu kepada makhluk-makhluk yang ada di sisiNya - yakni para malaikat." (Riwayat Muslim)

Keutamaan Berwudhu'


Allah Ta'ala berfirman:

"Hai sekalian orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak bersembahyang, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai ke mata kaki. Dan jikalau engkau semua berjunub, maka sucikanlah dirimu - yakni mandilah. Dan jikalau engkau semua sakit atau dalam berpergian atau seseorang dari engkau semua datang dari buang air atau bersetubuh dengan wanita, lalu engkau semua tidak mendapatkan air, maka carilah tanah yang baik - atau bersih yang digunakan untuk bertayammum, kemudian sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak menghendaki untuk membuat kesempitan - kesukaran - atasmu semua, tetapi hendak menyucikan engkau semua dan menyempurnakan kurnianya kepadamu semua, supaya engkau semua bersyukur." (al-Maidah: 6)

1021. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu'. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang - yakni menambahkan - bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya -dengan menyempurnakan berwudhu' itu sesempurna mungkin." (Muttafaq 'alaih)

1022. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar kekasihku Rasulullah s.a.w. bersabda:"Perhiasan-perhiasan - di syurga - itu sampai dari tubuh seseorang mu'min, sesuai dengan anggota yang dicapai oleh wudhu'"yakni sampai di mana air itu menyentuh tubuhnya, sampai di situ pula perhiasan yang akan diperolehnya di
syurga.   (Riwayat Muslim)

1023. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'-nya - yakni menyempurnakan sesempurna mungkin, maka keluar lah kesalahan-kesalahannya sehingga keluarnya itu sampai dari bawah kuku-kukunya." (Riwayat Muslim)

1024. Dari Usman bin Affan r.a. pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. berwudhu' seperti wudhu'ku ini, kemudian beliau s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang berwudhu' sedemikian, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosa yang telah lalu dan shalatnya serta jalannya ke masjid adalah sunnah hukumnya." (Riwayat Muslim)

1025. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila seseorang hamba yang Muslim atau mu'min itu berwudhu', lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari muka-nya itu semua kesalahan yang disebabkan ia melihat padanya dengan kedua matanya dan keluarnya ialah beserta air atau beserta titisan air yang terakhir. Jikalau ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya beserta air atau beserta titisan air yang terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau beserta titisan air yang terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan suci dari semua dosa." (Riwayat Muslim)

1026. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. mendatangi suatu kuburan lalu mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, hai perumahan kaum mu'minin dan kita semua Insya Allah akan menyusul engkau semua. Saya ingin kalau kita semua sudah dapat melihat saudara-saudara kita." Para sahabat berkata: "Bukankah kita ini saudara-saudara Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua adalah sahabat-sahabatku, sedang saudara-saudara kita itu masih belum datang lagi." Para sahabat berkata pula: "Bagaimanakah Tuan dapat mengetahui orang yang masih belum datang dari golongan ummat Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Bagaimanakah pendapatmu, sekiranya ada seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang putih bersih kepalanya, putih pula kaki-kakinya berada di samping kuda yang hitam polos, tidakkah pemilik itu dapat mengetahui kudanya sendiri?" Para sahabat menjawab: "Ya, tentu dapat, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," (Riwayat
Muslim)

1027. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyaknya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)

1028. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci itu adalah separuh keimanan."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sudah lalu kelengkapan-nya yang panjang dalam bab Sabar - lihat Hadis no. 25.

Dalam bab ini termasuk pula Hadisnya 'Amr bin 'Abasah r.a. yang juga sudah dihuraikan di muka dalam akhir bab Pengharapan. Hadis itu adalah suatu Hadis yang agung sekali yang memuat berbagai macam kebaikan.

1029. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. dari Nabi s.a.w.,sabdanya: "Tiada seorangpun dari engkau semua yang berwudhu' lalu ia menyampaikan yakni menyempurnakan wudhu'nya, kemudian mengucapkan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh, melainkan di-bukakanlah untuknya pintu syurga yang lapan buah banyaknya. la diperbolehkan masuk dari pintu mana pun juga yang dikehendaki olehnya." (Riwayat Muslim)

Imam Termidzi menambahkan ucapan di atas dengan: Alla-hummaj'alni minat tawwabina waj'alni minal mutatthahhirin, -ertinya: Ya Allah, jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bersuci.
Keutamaan Berazan


1030. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya berazan dan menempati saf pertama - di waktu shalat, kemudian mereka tidak menemukan jalan untuk memperolehinya itu melainkan dengan cara mereka mengadakan undian, nescayalah mereka akan melakukan undian itu. Juga andaikata para manusia mengetahui betapa besar pahalanya datang lebih dulu - untuk melakukan shalat, nescayalah mereka akan berlumba-lumba untuk itu. Demikian pula andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya shalat Isyak dan shalat Subuh - dengan berjamaah, nescayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)

Alistiham ertinya mengadakan undian dan Attahjir ialah datang paling awa! untuk mengerjakan shalat - di masjid.

1031. Dari Mu'awiyah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Para muazzin - ahli berazan - itu adalah sepanjang-panjang leher manusia besok pada hari kiamat."(Riwayat Muslim)

1032. Dari Abdullah bin Abdur Rahman bin Abu Sha'sha'ah bahawasanya Abu Said al-Khudri r.a. berkata padanya: "Sesungguhnya saya melihat engkau suka sekali pada kambing dan tempat-tempat di desa, maka jikalau engkau berada di tempat kambingmu atau di desamu, lalu engkau berazan untuk bersembahyang, maka keraskanlah suaramu dengan berazan itu, kerana sesungguhnya tiada seorang jin, manusia atau sesuatu apa pun yang mendengar dengungan suara muazzin itu, melainkan ia akan menjadi saksi untuknya pada hari kiamat."

Abu Said berkata: "Saya mendengar yang sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w." (Riwayat Bukhari)

1033. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau azan dibunyikan untuk shalat, maka membelakanglah syaitan - yakni lari ke belakang - sambil berkentut, sehingga ia tidak mendengar lagi suara azan tersebut. Selanjutnya jikalau azan sudah selesai, maka ia datang lagi, sehingga apabila dibunyikan iqamat, maka sekali lagi ia membelakang, kemudian apabila bunyi iqamat telah selesai datanglah ia kembali sehingga ia mengusikkan - yakni menggoda - antara seseorang itu dengan hatinya sendiri sambil mengucapkan: "Ingatlah ini dan ingatlah itu," iaitu sesuatu yang tidak diingatnya sebelum ia bersembahyang itu, sampai-sampai seseorang itu tidak lagi mengetahui, sudah berapa rakaat ia bersembahyang." (Muttafaq 'alaih)

1034. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahawasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau mendengar azan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muazzin, kemudian bacalah shalawat untukku, kerana sesungguhnya saja barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali shalawatan, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali, selanjutnya mohonlah wasilah kepada Allah untukku, sebab sesungguhnya wasilah itu adalah suatu tingkat dalam syurga yang tidak patut diberikan melainkan kepada seseorang hamba dari sekian banyak hamba-hamba Allah dan saya mengharapkan agar sayalah hamba yang memperolehi tingkat wasilah tadi. Maka dari itu barangsiapa yang memohonkan wasilah untukku - kepada Allah, wajiblah ia memperolehi syafaatku." (Riwayat Muslim)

1035. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. .bersabda;

"Jikalau engkau semua mendengar azan, maka ucapkanlah ,sebagaimana yang diucapkan oleh muazzin." (Muttafaq 'alaih)

1036. Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ketika - sudah selesai - mendengarkan azan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah yang Maha Menguasai doa yang sempurna serta shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan," maka akan dapatlah ia memperolehi syafaatku pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)


1037. Dari Said bin Abu Waqqash r.a. dari Nabi s.a.w. bahawasanya beliau bersabda:

"Barangsiapa yang ketika - telah selesai - mendengarkan azan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Saya menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya dan bahawasanya Muhammad adalah hamba dan pesuruhNya. Saya rela dengan Allah sebagai Tuhan, dengan Muhammad sebagai rasul dan dengan Islam sebagai agama," maka diampunkanlah dosanya." (Riwayat Muslim)

1038. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Doa itu tidak akan ditolak antara azan dan iqamah." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Keutamaan Shalat


Allah Ta'ala berfirman:



"Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari keburukan dan kemungkaran." (al-'Ankabut: 45)

1039. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Adakah engkau semua mengetahui, andaikata pada pintu seseorang di antara engkau semua itu ada sebuah sungai dan ia mandi di situ sebanyak lima kali dalam sehari, apakah masih ada kotoran sekalipun sedikit yang tertinggal di badannya?" Para sahabat rnenjawab: "Tidak ada kotoran sedikitpun yang tertinggal di badan nya." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Demikian itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengan mengerjakan semua itu Allah akan meng hapuskan semua kesalahan."

1040. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaan shalat lima waktu itu adalah seumpama sebuah sungai yang mengalir, banyak airnya yang ada di pintu seseorang di antara engkau semua. la mandi di situ setiap hari lima kali." (Riwayat Muslim)

1041. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya ada seorang lelaki yang memberikan ciuman pada seseorang wanita - lain, lalu ia mendatangi Nabi s.a.w. kemudian memberitahukannya akan halnya. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat-yang ertinya: "Dirikanlah shalat pada kedua hujung siang dan beberapa saat dari waktu malam. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan-keburukan." Orang tadi lalu berkata: "Adakah ayat itu untuk saya saja?" Beliau s.a.w. bersabda: "Untuk seluruh ummatku."  (Muttafaq 'alaih)

1042. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalat lima waktu, Jum'at yang satu sampai Jum'at yang lain adalah sebagai penutup dosa selama waktu antara semuanya - yakni antara waktu yang satu dengan waktu yang berikutnya, selama tidak dikerjakan dosa-dosa yang besar." (Riwayat Muslim)

1043. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorang Muslim pun yang datang padanya shalat yang diwajibkan, lalu ia memperbaguskan wudhu'nya, kekhusyu'annya serta ruku'nya, melainkan shalat yang dilakukannya tadi akan menjadi penutup dosa-dosa yang dilakukan sebelum itu, selama tidak dikerjakan dosa besar. Yang sedemikian itu berlaku untuk setahun sepenuhnya." (Riwayat Muslim)

Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar


1044. Dari Abu Musa r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang bersembahyang shalat bardain - yakni shalat Subuh dan shalat Asar, maka ia akan masuk syurga." (Muttafaq 'alaih)

1045. Dari Abu Zuhair iaitu Umarah bin Ruwaibah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersembahyang sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya," yakni shalat Subuh dan shalat Asar. (Riwayat Muslim)

1046. Dari Jundub bin Sufyan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang bersembahyang Subuh, maka ia adalah dalam tanggungan Allah - yakni mengenai keselamatan dirinya dan Iain-Iain. Maka perhatikanlah, hai anak Adam - yakni manusia, janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu sesuatu dari tanggungannya." (Riwayat Muslim)

Keterangan Hadis di atas harap dilihat dalam Hadis no. 388.


1047. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Berganti-gantilah untuk menyertai engkau semua beberapa malaikat di waktu malam dan beberapa malaikat di waktu siang. Mereka sama berkumpul dalam shalat Subuh dan shalat Asar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam denganmu semua itu, lalu Allah bertanya kepada mereka, padahal sebenarnya Allah adalah lebih Maha Mengetahui tentang hal-ihwal hamba-hamba-Nya, tanyaNya: "Bagaimanakah engkau semua meninggalkan hamba-hambaKu?" lalu para malaikat itu menjawab: "Kita meninggalkan mereka dan mereka sedang melakukan shalat dan sewaktu kita mendatangi mereka itu, juga di waktu mereka melakukan shalat." (Muttafaq 'alaih)

1048. Dari Jarir bin Abdullah al-Bajali r.a., katanya: "Kita semua ada di sisi Nabi s.a.w. Beliau s.a.w. lalu melihat bulan di malam bulan purnama - yakni tanggal empat belas bulan hijriyah, kemudian beliau bersabda: "Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu sebagaimana engkau semua melihat bulan ini, tidak akan memperoleh kesukaran engkau semua dalam melihatNya itu. Maka jikalau engkau semua dapati tidak akan dialahkan oleh shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah itu," maksudnya jangan sampai dialahkan oleh sesuatu hal sehingga tidak melakukan kedua shalat itu dan jelasnya ini adalah merupakan perintah wajib. (Muttafaq 'alaih)

Dalam suatu riwayat disebutkan: "Beliau s.a.w. lalu melihat ke bulan pada malam bulan purnama itu - yakni bulan tanggal empat belas."

1049. Dari Buraidah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan shalat Asar, maka leburlah -yakni rosaklah - amal kelakuannya." (Riwayat Bukhari)

Keutamaan Berjalan Ke Masjid


1050. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau petang hari, maka Allah menyediakan untuknya suatu hidangan - yang lazim diberikan untuk tamu - di syurga, setiap kali ia pergi pagi atau petang hari itu." (Muttafaa'alaih)

1051. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

" Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah - yakni masjid - untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu darjat." (Riwayat Muslim)

1052. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seseorang pun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat - yakni setiap shalat fardhu ia mesti mengikuti berjamaah. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki di waktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada di dekat masjid, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untuk pahala kesemuanya itu - yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala." (Riwayat Muslim)

1053. Dari Jabir r.a., katanya: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid itu kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak akan berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai terdengar oleh Nabi s.a.w., lalu beliau bersabda kepada mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahawa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu - ke masjid itu - dicatat pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan yang semakna dengan Hadis di atas dari riwayat Anas.

1054. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia perihal pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang yang melakukan shalat itu - dengan munfarid -lalu ia tidur." (Muttafaq 'alaih)

1055. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan di waktu malam ke masjid-masjid bahawa mereka akan memperolehi cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)

1056. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulutlah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)

1057. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan -pulang pergi - ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan -yakni bahawa orang itu benar-benar orang yang beriman. Allah Azza wa jalla berfirman: "Hanyasanya yang meramaikan masjid-masjidnya Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir."* sampai ke akhir ayat.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

* Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat al-Bara'ah atau at-Taubah, ayat 16, ertinya adalah sebagai berikut:

"Serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, juga tidak takut melainkan kepada Allah. Maka mudah-mudahanlah mereka itu termasuk golongan orang-orang yang rnemperolehi petunjuk benar - dari Tuhan."

Keutamaan Menantikan Shalat


1058. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk kembali ke tempat keluarga itu melainkan kerana menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih)

1059. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Dan malaikat itu mendoakan kepada seseorang di antara engkau semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari)

1060. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. mengakhirkan shalat Isya' pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian beliau s.a.w. menghadap - kepada orang banyak - dengan wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat Bukhari)

Keutamaan Shalat Jama'ah


1061. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz - yakni sendirian -dengan kelebihan dua puluh tujuh darjat." (Muttafaq 'alaih)

1062. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Shalatnya seseorang lelaki dalam jamaah itu dilipat gandakan pahalanya melebihi shalatnya di rumahnya secara sendirian -munfarid - atau di pasarnya dengan dua puluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu ialah kerana bahawasanya apabila seseorang itu berwudhu' lalu memperbaguskan cara wudhu'nya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan keluarnya itu melainkan kerana hendak bersembahyang, maka tidaklah ia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sedarjat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya apabila ia bersembahyang, maka para malaikat itu senantiasa mendoakan untuknya supaya ia memperolehi kerahmatan Allah, selama masih tetap berada di tempat shalatnya, juga selama ia tidak berhadas. Ucapan malaikat itu ialah: "Ya Allah, berikanlah kerahmatan pada orang itu; ya Allah, belas-kasihanilah ia." Orang tersebut dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat - jamaah." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

1063. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki buta matanya datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya ini tidak mempunyai seorang pembimbing yang dapat membimbing saya untuk pergi ke masjid," lalu ia meminta kepada Rasulullah s.a.w. supaya diberi kelonggaran untuk bersembahyang di rumahnya saja, kemudian beliau s.a.w. memberikan kelonggaran padanya. Setelah orang itu menyingkir, lalu beliau s.a.w. memanggilnya dan berkata padanya: "Adakah engkau mendengar azan shalat?" Orang itu menjawab: "Ya, mendengar." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Kalau begitu, kabulkanlah isi azannya itu."

Maksudnya: Datanglah untuk mengikuti jamaah, kalau menghendaki banyak fadhilah. (Riwayat Muslim)

1064. Dari Abdullah, ada yang mengatakan: 'Amr bin Qais yang terkenal dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muazzin r.a. bahawasanya ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya - seperti ular, kala dan Iain-Iain - juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya 'alas shalah dan Hayya 'alal falah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar, maka marilah datang ke tempat berjamaah."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Hayya 'ala ertinya marilah datang.

1065. Dari Abu Hurairah r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, nescayalah saya telah bersengaja hendak menyuruh supaya diambilkan kayu bakar, lalu dicarikanlah kayu bakar itu, kemudian saya menyuruh supaya shalat dilakukan dengan dibunyikan azan dahulu untuk shalat .tadi, selanjutnya saya menyuruh seseorang lelaki untuk menjadi imamnya orang banyak - dalam shalat jamaah itu, seterusnya saya sendiri pergi ke tempat orang-orang lelaki - yang tidak ikut berjamaah - untuk saya bakar saja rumah-rumah mereka 'tu." (Muttafaq 'alaih)

1066. Dari Ibnu Mas'ud r.a.,katanya: "Barangsiapa yang senang kalau menemui Allah Ta'ala besok - pada hari kiamat - dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya - yakni jika sudah mendengar azan, sebab sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabimu semua s.a.w. beberapa jalan petunjuk dan sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebahagian dari jalan-jalan petunjuk tersebut. Andaikata engkau semua sama bersembahyang dalam rumah-rumahmu sendiri sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan jamaah itu, yakni yang bersembahyang dalam rumahnya, nescayalah engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, selanjutnya jikalau engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka nescayalah engkau semua tersesat. Sungguh-sungguh saya telah melihat sendiri bahawa tidak ada seorang pun yang suka meninggalkan shalat-shalat - itu dengan berjamaah -melainkan ia adalah seorang munafik yang dapat dimaklumi ke-munafikannya. Sungguh ada pula seseorang itu yang didatangkan untuk menghadhiri shalat jamaah itu, ia disandarkan antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam saf - kerana ia mengetahui betapa besar fadhilahnya shalat berjamaah itu." (Riwayat Muslim)

Dalam lain riwayat Imam Muslim disebutkan, katanya: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. itu mengajarkan kepada kita akan jalan-jalan petunjuk dan sesungguhnya termasuk salah satu dari jalan-jalan petunjuk itu ialah melakukan shalat di masjid yang diazankan di situ - yakni shalat-shalat yang dilakukan dengan jamaah.

1067. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada tiga orang pun Maka dari itu, hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab hanyasanya serigala itu dapat makan dari kambing yang jauh - yakni yang terpencil dari kawanannya."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

yang berada dalam suatu kampung atau suatu desa yang di kalangan mereka tidak didirikan shalat - jamaah, melainkan syaitan telah dapat memenangkan mereka itu. Maka dari itu, hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab hanyasanya serigala itu dapat makan dari kambing yang jauh - yakni yang terpencil dari kawanannya."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Anjuran Mendatangi Shalat Jama'ah Subuh Dan Isyak


1068. Dari Usman r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' dengan jamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh dengan jamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat semalam suntuk." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Termidzi dari Usman r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menghadhiri shalat Isya' dengan jamaah maka baginya adalah pahala mengerjakan shalat selama separuh malam dan barangsiapa yang bersembahyang Isya' dan Subuh dengan jamaah, maka baginya adalah pahala seperti mengerjakan shalat semalam suntuk."

Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1069. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya mengerjakan shalat Isya' dan Subuh - dengan berjamaah, nescayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)

Dan Hadis ini telah dahulu secara lengkapnya yang panjang. Lihat Hadis no. 1030.

1070. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak ada suatu shalatpun yang terlebih berat dirasakan oleh orang-orang munafik itu daripada shalat Subuh dan Isya', tetapi andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya kedua shalat itu, nescayalah mereka akan mendatanginya sekalipun dengan berjalan merangkak - ke tempat jamaahnya." (Muttafaq 'alaih)

Perintah Menjaga Shalat-shalat Wajib Dan larangan Keras Serta Ancaman Hebat Dalam Meninggalkannya

Allah Ta'ala berfirman:

"jagalah shalat-shalat wajib itu dan shalat pertengahan."(al-Baqarah: 238)

Beberapa alim-ulama mengatakan bahawa yang dimaksud dengan shalat pertengahan ialah shalat Asar.

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Jikalau mereka - orang-orang kafir - itu teiah bertaubat dan sama mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka lepaskanlah jalan mereka - yakni anggaplah sebagai orang mu'min yang Iain-lain." (at-Taubah: 5)

1071. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Manakah amalan yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Saya bertanya pula:

"Kemudian apa lagi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu berjihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

1072. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Agama Islam itu didirikan atas lima perkara, iaitu menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1073. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka itu suka menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah utusan Allah, juga mendirikan shalat menunaikan zakat. Jikalau mereka telah mengerjakan yang sedemikian itu, maka terpeliharalah mereka itu daripadaku mengenai darah dan hartabenda mereka, melainkan dengan haknya Agama Islam, sedang hisab mereka adalah tergantung atas Allah." (Muttafaq 'alaih)

1074. Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya diutus oleh Rasulullah s.a.w. ke Yaman, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari golongan ahlulkitab-yakni kaum Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka untuk menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya saya adalah utusan Allah. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, 1075. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

1076. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ikatan perjanjian antara kita - yaitu kaum Muslimin - dan mereka - iaitu kaum munafikin - ialah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, sungguh-sungguh kafirlah ia."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1077. Dari Syaqiq bin Abdullah at-Tabi'i yang sudah dimufakati -oleh para alim-ulama-tentang kebaikannya, rahimahullah,berkata: "Para sahabat Nabi maka beritahukanlah kepada mereka bahawasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka shalat lima kali dalam sehari semalam. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah pula bahawasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan sedekah - zakat - yang diambil dari golongan mereka yang kaya-kaya dan dikembalikan kepada golongan mereka yang fakir-fakir. Jikalau mereka sudah taat berbuat sedemikian, maka takutlah engkau akan harta-harta mereka yang mulia - maksudnya jangan bertindak zalim dan menganiaya. Takutlah kepada doanya orang yang dianiaya. sebab sesungguhnya saja, antara doa itu dengan Allah tidak ada lagi tabirnya - yakni doa orang yang dianiaya pasti akan dikabulkan." (Muttafaq 'alaih)

Muhammad s.a.w. tidak berpendapat akan sesuatu dari sekian banyak amalan yang jikalau ditinggalkan lalu menjadikan kafir, kecuali hanya shalat saja." Yakni: jadi kalau shalat yang ditinggalkan maka dapat menyebabkan orang yang meninggalkannya itu menjadi kafir.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dengan isnad shahih.

1078. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu dihisab dengannya ialah shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rosak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan — Yakni jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum Sempurna Saf Pertama Dan jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya


1079. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. keluar pada kita semua, lalu bersabda:

"Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbaris-nya para malaikat di sisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka menyempurnakan saf-saf permulaan - yakni tidak berdiri di saf kedua sebelum sempurnanya saf pertama dan tidak di saf ketiga sebelum sempurnanya saf kedua dan seterusnya, juga mereka itu saling rapat-merapatkan saf-saf itu." (Riwayat Muslim)

1080. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala azan dan menempati saf pertama, kemudian tidak dapat memperolehi jalan untuk itu melainkan dengan mengadakan undian, nescayalah mereka itu akan mengadakan undian." (Muttafaq 'alaih)

1081. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baiknya saf bagi kaum lelaki ialah saf pertama-nya, sedang seburuk-buruknya saf bagi mereka ialah saf yang penghabisan. Adapun sebaik-baiknya saf bagi kaum wanita ialah saf penghabisan, sedang seburuk-buruknya saf bagi mereka ialah saf pertamanya." (Riwayat Muslim)

1082. Dari Abu Said r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. melihat di kalangan sahabat-sahabatnya ada kemunduran - yakni ada orang-orang yang suka berdiri di saf belakang saja, lalu beliau s.a.w. bersabda kepada mereka: "Majulah engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua orang-orang yang se-sudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah.' Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)

1083. Dari Abu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mengusap bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda: "Ratakanlah olehmu semua - saf-saf itu - dan jangan berselisih - seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur, sebab hati-hatimu pun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang-orang yang dewasa dan yang berakal cukup di antara engkau semua itu, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya ada di bawah-nya, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya di bawah mereka lagi." (Riwayat Muslim)

1084. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ratakanlah saf-safmu semua itu, kerana sesungguhnya meratakan saf-saf itu termasuk tanda kesempurnaan shalat." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan:

"Kerana meratakan saf-saf itu adalah termasuk tanda didirikan-nya shalat."

1085. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian Rasulullah s.a.w. menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu bersabda:

"Tetaplah engkau semua mendirikan saf-safmu semua itu dan rapatkanlah saf-saf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari belakang punggungku."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam Muslim yang semakna dengan itu. Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan pula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali."

1086. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Nescayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu itu atau -kalau tidak suka meratakan saf-saf, maka nescayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu - yakni menjadi ummat yang suka bercerai-cerai." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu meratakan antara saf-saf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahawa kita semua telah mengerti benar-benar akan cara meratakan saf-saf itu. Selanjutnya pada suatu hari beliau s.a.w. keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu melihat ada seorang yang dadanya menonjoh ke muka saf, kemudian beliau s.a.w. bersabda:

"Hai hamba-hamba Allah, nescayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu atau nescayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."

1087. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengisikan sela-sela saf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan bahu-bahu kita saling mengusap - antara yang seorang dengan lainnya. Beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih - yakni terlampau maju atau terlampau mundur dari saf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnya hati-hatimu semua." Beliau s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf permulaan."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

1088. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetaplah mendirikan saf-saf dengan rata, samakanlah letaknya antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah dengan tangan saudara-saudaramu - yakni jikalau diajak maju atau mundur untuk meratakan saf-saf. Janganlah engkau semua meninggalkan kekosongan-kekosongan untuk diisi oleh syaitan. Barangsiapa yang merapatkan saf, maka Allah akan merapatkan hubungan dengannya dan barangsiapa yang memutuskan saf - yakni tidak suka mengisi mana-mana yang tampak kosong, maka Allah memutuskan hubungan dengannya."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1089. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Rapatkanlah saf-saf mu semua, perdekatkanlah jarak antara saf-saf itu - yang sekiranya antara kedua saf itu kira-kira tiga hasta - dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya nescaya-lah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan saf, sebagaimana halnya kambing kecil."

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam Muslim.

Alhadzaf dengan ha' muhmalah dan dzal mu'jamah yang keduanya difathahkan, lalu fa' ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.

1090. Dari Anas r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda;

"Sempurnakanlah saf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di belakangnya itu - lalu yang ada di belakangnya lagi. Maka mana yang masih kurang rapatnya, hendaklah itu ada di saf yang ter-belakang sendiri."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,

1091. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf yang sebelah kanan."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih diperselisihkan dapatnya dipercayai oleh para ahli Hadis.

1092. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Kita semua apabila bersembahyang di belakang Rasulullah s.a.w., maka kita semua senang kalau berada di sebelah kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya mendengar beliau s.a.w. mengucapkan " doa - yang ertinya: "Ya Tuhan, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan - sesudah mati yakni pada hari kiamat -atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba-hambaMu." (Riwayat Muslim)

1093. Dari Abu Hurairah r.a., katanya:

"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pertengahkanlah imam - yakni antara ma'mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah - dan tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)

Keutamaan shalat-shalat Sunnah Rawaatib Yang
Mengikuti Shalat-shalat Fardhu Dan Huraian Sesedikit-
sedikit Rakaatnya, Sesempurna sempurnanya Dan Yang
Pertengahan Antara Keduanya

1094. Dari Ummul mu'minin iaitu Ummu Habibah yakni Ramlah binti Abu Sufyan radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorang hambapun yang Muslim yang bersembahyang kerana Allah Ta'ala setiap hari dua belas rakaat sebagai shalat sunnah yang bukan diwajibkan, melainkan Allah akan mendirikan untuknya sebuah rumah dalam syurga, atau: melainkan untuknya akan didirikanlah sebuah rumah dalam syurga." (Riwayat Muslim)

1095. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya bersembahyang bersama Rasulullah s.a.w. dua rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat lagi sesudahnya, juga dua rakaat sesudah Jum'ah, dua rakaat sesudah Maghrib dan dua rakaat pula sesudah Isya'." (Muttafaq 'alaih)

1096. Dari Abdullah bin Mughaffal r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah, antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah, antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah." Dalam ketiga kalinya ini beliau s.a.w. bersabda: "Bagi orang yang suka mengerjakan itu." (Muttafaq 'alaih)

Yang dimaksudkan dengan dua azan itu ialah azan dan iqamat.

Mengukuhkan Sunnahnya Dua Rakaat Shubuh

1097. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. itu tidak meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sebelum Subuh." (Riwayat Bukhari)

1098. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Tidak ada sesuatu amalanpun dari golongan amalan-amalan sunnah yang lebih ditetapi oleh Nabi s.a.w. melebihi dua rakaat fajar - yakni dua rakaat sebelum shalat Subuh." (Muttafaq 'alaih)

1099. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Dua rakaat sunnah fajar - yakni sebelum Subuh - adalah lebih baik nilainya daripada dunia dan apa saja yang ada di dalamnya ini -yakni dunia dan seisinya." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Nescaya-lah kedua rakaat sebelum Subuh itu lebih saya cintai daripada dunia seluruhnya ini."

1100. Dari Abu Abdillah iaitu Bilal bin Rabah r.a., juru azan Rasulullah s.a.w. bahawasanya ia mendatangi Rasulullah s.a.w. untuk memberitahukannya dengan masuknya shalat Subuh. Kemudian Aisyah mempersibukkan Bilal dengan sesuatu urusan yang ditanyakan oleb Aisyah kepada Bilal itu, sehingga waktu pun menjadi pagi sekali. Selanjutnya Bilal berdiri lalu memberitahukannya dengan masuknya waktu shalat dan beliau s.a.w. mengikuti pemberitahuannya itu. Rasulullah s.a.w. belum lagi keluar. Setelah beliau s.a.w. keluar, lalu beliau s.a.w. bersembahyang dengan orang banyak. Bilal kemudian memberitahukan kepada beliau s.a.w. bahawa Aisyah mempersibukkan dirinya dengan sesuatu perkara yang ditanyakan padanya,
sehingga waktunya menjadi pagi sekali dan Nabi s.a.w. terlambat keluarnya. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saya tadi melakukan sembahyang dua rakaat fajar-sebelum Subuh." Bilal berkata: "Ya Rasulullah, Tuan tadi sudah berpagi-pagi sekali." Beliau s.a.w. menjawab: "Andaikata saya berpagi-pagi lebih daripada pagi tadi, nescayalah saya akan melakukan dua rakaat dan saya perbaguskan serta saya perindahkan lagi."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

Meringankan Dua Rakaat Fajar — Sunnah Sebelum Subuh, Huraian Apa Yang Dibaca Dalam Kedua Rakaat Itu Serta Huraian Perihal Waktunya


1101. Dari Aisyah radhiallahu 'anha: "Bahawasanya Nabi s.a.w. bersembahyang dua rakaat yang ringan sekali antara azan dan iqamah dari shalat Subuh." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan pula: Beliau s.a.w. bersembahyang dua rakaat fajar, lalu meringankan kedua rakaatnya, sehingga saya bertanya, apakah beliau s.a.w. itu juga membaca Ummul Quran - yakni surat al-Fatihah.

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Beliau s.a.w. bersembahyang dua rakaat fajar, jikalau telah mendengar azan dan meringankan kedua rakaat itu.

Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan: Jikalau telah terbit fajar.

1102. Dari Hafshah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila muazzin sudah berazan dan Subuh - yakni fajar shadik - sudah terbit, beliau s.a.w. lalu bersembahyang dua rakaat yang ringan." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Rasulullah s.a.w. itu apabila fajar telah terbit, maka beliau s.a.w. tidak bersembahyang melainkan dua rakaat yang ringan."

1103. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. itu bersembahyang di waktu malam dua rakaat, dua rakaat, lalu melakukan witir pada waktu akhir malam. Beliau s.a.w. juga bersembahyang dua rakaat sebelum shalat Subuh dan seolah-olah azan itu ada di dekat kedua telinganya." (Muttafaq 'alaih)

1104. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu dalam rakaat pertama dari kedua buah rakaat fajar - sebelum Subuh - itu membaca: Qulu amanna billahi wa ma unzila ilaina, yaitu ayat dalam surat al-Baqarah - ayat 136 - dan di rakaat akhirnya membaca: Amanna billahi wasyhad bianna muslimun - surat ali-lmran ayat 52.

Dalam riwayat lain disebutkan: "Dalam rakaat akhirnya membaca: "Ta'alau ila kalimatin sawain bainana wa bainakum - surat ali-lmran ayat 64.

Diriwayatkan kedua Hadis di atas itu oleh Imam Muslim.

1105. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu membaca dalam kedua rakaat fajar, iaitu: Qul ya ayyuhal kafirun - untuk rakaat pertama - dan Qul huwallahu ahad - untuk rakaat kedua. (Riwayat Muslim)

1106. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya meneliti Nabi s.a.w. selama sebulan, beliau s.a.w. dalam dua rakaat sebelum Subuh itu membaca: Qul ya ayyuhal kafirun -untuk rakaat pertama - dan Qul huwallahu ahad - untuk rakaat kedua."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Sunnahnya Berbaring Sesudah Mengerjakan Shalat sunnah Dua Rakaat Fajar — Sebelum Subuh — Pada Lambung Sebelah Kanan Dan Anjuran Untuk Melakukan
Ini, Baikpun Pada Malam Harinya Bersembahyang Tahajjud Atau Tidak


1107. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila sudah selesai bersembahyang dua rakaat fajar - shalat sunnah sebelum Subuh-lalu beliau s.a.w. berbaring pada lambungnya yang sebelah kanan - yakni miring kanan." (Riwayat Bukhari)

1108. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu bersembahyang antara sesudah selesainya shalat Isya' sampai terbitnya fajar sebanyak sebelas rakaat, setiap habis dua rakaat beliau s.a.w. bersalam dan berwitir dengan satu rakaat. Jikalau muazzin sudah diam dengan bunyi azan shalat Subuh dan sudah tampak jelas terbitnya fajar dan telah didatangi oleh muazzin, lalu beliau s.a.w. berdiri untuk melakukan shalat sunnah dua rakaat yang ringan, kemudian berbaring pada belahan tubuhnya yang kanan sehingga beliau s.a.w. didatangi oleh muazzin untuk memberitahu-kan waktunya iqamat." (Riwayat Muslim)

Ucapan Aisyah radhiallahu 'anha: Yusallimu baina kulli rak'ataini, demikianlah yang tertera dalam kitab shahih Muslim. Adapun artinya ialah bersalam sesudah setiap dua rakaat - baina dengan arti sesudah.

1109. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua sudah bersembahyang dua rakaat sunnah fajar - sebelum Subuh, maka hendaklah berbaring pada sebelah kanannya."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad-isnad shahih. Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis shahih.

Shalat Sunnah Zuhur


1110. Dari ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya bersembahyang bersama Rasulullah s.a.w. dua rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sesudahnya." (Muttafaq 'alaih)

1111. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. itu tidak meninggalkan shalat sunnah sebanyak empat rakaat sebelum Zuhur." (Riwayat Bukhari)

1112. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Nabi s.a.w. bersembahyang di rumahku empat rakaat sebelum Zuhur kemudian keluar lalu bersembahyang bersama orang banyak, terus masuk rumah lagi lalu bersembahyang dua rakaat. Beliau s.a.w. itu juga bersembahyang Maghrib bersama orang banyak lalu masuk rumah terus bersembahyang dua rakaat sunnah dan beliau s.a.w. bersembahyang Isya' dengan orang banyak dan masuk rumah lalu bersembahyang dua rakaat sunnah. (Riwayat Muslim)

1113. Dari Ummu Habibah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa menjaga shalat sunnah empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat lagi sesudahnya, maka Allah mengharamkan orang itu atas neraka."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi, dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1114. Dari Abdullah bin as-Saib r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersembahyang empat rakaat sunnah setelah matahari lingsir -tergelincir-iaitu sebelum shalat Zuhur -yang wajib- dan bersabda: "Bahawasanya ini adalah saat dibukanya pintu-pintu langit, maka saya senang kalau amalan shalihku naik di situ."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1115. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. apabila tidak bersembahyang empat rakaat sebelum Zuhur, maka beliau s.a.w. bersembahyang empat rakaat itu sesudahnya Zuhur."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Shalat Sunnah Asar

1116. Dari Ali bin Abu Thalib, katanya: "Nabi s.a.w. itu bersembahyang sunnah empat rakaat sebelum Asar, memisahkan antara empat rakaat tadi dengan bersalam - yakni sesudah dapat dua rakaat bersalam dulu - kepada para malaikat muqarrabun dan orang-orang yang mengikuti mereka dari golongan kaum Muslimin dan mu'minin."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.


1117. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Allah memberikan kerahmatan kepada orang yang bersembahyang sunnah empat rakaat sebelum Asar."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

1118. Dari Ali bin Abu Thalib r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersembahyang sunnah dua rakaat sebelum Asar.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Shalat Sunnah Maghrib, Sesudah Dan Sebelumnya

Sudah terdahulu dalam bab-bab di muka Hadisnya Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma - lihat Hadis no. 1095 - dan Hadisnya Aisyah radhiallahu 'anha - lihat Hadis no. 1112 - dan keduanya itu adalah shahih bahawa Nabi s.a.w. bersembahyang dua rakaat sesudah Maghrib.

1119. Dari Abdullah bin Mughaffal r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Bersembahyanglah engkau semua sebelum Maghrib - yakni shalat sunnah." Beliau s.a.w. mengucapkan dalam sabdanya yang ketiga kalinya dengan tambahan: "Bagi siapa yang ingin melakukannya." (Riwayat Bukhari)

1120. Dari Anas r.a., katanya: "Sungguh-sungguh saya telah melihat golongan sahabat-sahabat besar-besar sama bersegera ke ruang dalam masjid ketika Maghrib - yakni sesudah azan Maghrib dibunyikan perlu shalat sunnah di situ. (Riwayat Bukhari)

1121. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Kita semua di zaman Rasulullah s.a.w. bersembahyang dua rakaat sesudah terbenamnya matahari yakni sebelum Maghrib." la ditanya: "Apakah Rasulullah s.a.w. juga bersembahyang sunnah itu?" Anas r.a. menjawab: "Beliau s.a.w. melihat kita bersembahyang dua rakaat itu, tetapi beliau s.a.w. tidak menyuruh kita melakukannya dan tidak pula melarangnya." (Riwayat Muslim)

1122. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Kita semua ada di Madinah, maka jikalau muazzin telah selesai berazan untuk shalat Maghrib, maka orang-orang sama bersegera ke ruang dalam masjid lalu bersembahyang dua rakaat, sehingga sesungguhnya seseorang asing - yang tempatnya bukan di Madinah - nescayalah kalau ia masuk masjid pasti mengira bahawa shalat wajib Maghrib sudah selesai dikerjakan kerana banyaknya orang yang bersembahyang sunnah dua rakaat sebelum Maghrib itu." (Riwayat Muslim)

Shalat Sunnah Isya' Sesudah Dan Sebelumnya

Dalam bab ini termasuklah Hadisnya Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang lalu - lihat Hadis no. 1095, katanya: "Saya bersembahyang bersama Nabi s.a.w. dua rakaat sesudah Isya' dan juga Hadisnya Abdullah bin Mughaffal, iaitu sabda Nabi s.a.w.: "Antaraduaazan-yakni azan dan iqamah - itu boleh melakukan shalat sunnah."

(Muttafaq 'alaih)

Lihat sebagaimana disebutkan di muka - lihat Hadis no. 1096.

Shalat Sunnah Jumaat


Dalam bab ini termasuklah Hadisnya Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang lalu - lihat Hadis no. 1095 - yang menyebutkan bahawasanya ia bersembahyang bersama Nabi s.a.w. dua rakaat sesudah shalat Jum'ah. (Muttafaq 'alaih)

1123. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau semua bersembahyang Jum'ah, maka hendaklah sesudahnya itu bersembahyang sunnah empat rakaat." (Riwayat Muslim)

1124. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. itu tidak bersembahyang sesudah Jum'ah sehingga pulang, kemudian beliau s.a.w. bersembahyang dua rakaat di rumahnya." (Riwayat Muslim)
Sunnahnya Mengerjakan Shalat-shalat Sunnah Di Rumah, Baik pun Sunnah Rawatib Atau Lain-lainnya Dan Perintah Berpindah Untuk Bersembahyang Sunnah Dari Tempat Yang Digunakan Bersembahyang Wajib Atau Memisahkan Antara Kedua Shalat Itu Dengan Pembicaraan


1125. Dari Zaid bin Tsabit r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Bersembahyanglah engkau semua, hai sekalian manusia, sebab sesungguhnya seutama-utama shalat itu ialah shalatnya seseorang yang dikerjakan dalam rumahnya, kecuali shalat yang diwajibkan." (Muttafaq 'alaih)

1126. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Jadikanlah dari sebahagian shalatmu - yakni yang sunnah - itu di rumah-rumahmu sendiri dan janganlah menjadikan rumah-rumah itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah digunakan shalat sunnah atau membaca al-Quran yakni sunyi dari ibadat." (Muttafaq 'alaih)

1127. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua itu telah menyelesaikan shalatnya di masjid, maka hendaklah memberikan sekadar bahagian dari sebahagian shalatnya - yakni yang sunnah-sunnah - untuk rumahnya, kerana sesungguhnya Allah membuat kebaikan dalam rumahnya itu kerana shalatnya tadi." (Riwayat Muslim)

1128. Dari 'Amr bin 'Atha' bahawasanya Nafi' bin Jubair menyuruhnya pergi kepada as-Saib bin Yazid anak lelaki dari saudara perempuannya Namir, perlu menekankan padanya - yakni 'Amr supaya bertanya kepada as-Saib - perihal sesuatu yang pernah dilihat oleh Mu'awiyah dari dirinya mengenai shalat. As-Saib lalu berkata: "Ya, saya pernah bersembahyang Jum'ah dengan Mu'awiyah di ruang dalam masjid. Ketika imam sudah bersalam, saya lalu berdiri lagi di tempatku shalat - wajib - tadi lalu saya bersembahyang sunnah. Kemudian setelah ia masuk rumah, lalu ia menyuruh saya datang padanya, kemudian berkata: "Jangan engkau mengulangi lagi sebagaimana yang engkau kerjakan tadi. Jikalau engkau shalat Jum'ah, maka janganlah engkau persambungkan di tempatmu tadi itu dengan shalat sunnah, sehingga engkau berbicara dulu atau keluar, kerana sesungguhnya Rasulullah s.a.w. menyuruh kita yang sedemikian itu, iaitu supaya tidak dipersambungkan shalat itu dengan shalat lain sehingga kita berbicara atau keluar dulu." (Riwayat Muslim)

Anjuran Melakukan Shalat Witir Dan Huraian Bahawa Shalat ini Adalah Sunnah Yang Dikukuhkan Serta Huraian Mengenai Waktunya


1129. Dari Ali r.a., katanya: "Shalat witir itu bukannya wajib sebagaimana shalat yang difardhukan, tetapi Rasulullah s.a.w. mengerjakan shalat itu dan bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu Maha Witir - yakni ganjil, maka lakukanlah shalat witir - iaitu yang rakaatnya ganjil, hai ahli al-Quran."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan

1130. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Dari seluruh malam itu Rasulullah s.a.w. sungguh-sungguh telah melakukan witir - yakni waktu berwitir beliau s.a.w. tidak tertentu waktunya, iaitu di permulaan malam, di pertengahan malam, di akhir malam dan berakhirlah waktu witir beliau s.a.w. itu sampai waktu sahur- hampir menyingsingnya fajar shadik." (Muttafaq 'alaih)

1131. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Jadikanlah shalat witir itu sebagai akhir shalatmu di waktu malam." (Muttafaq 'alaih)

1132. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

; "Berwitirlah engkau semua sebelum engkau semua berpagi-pagi - yakni sebelum terbitnya fajar shadik." (Riwayat Muslim)

1133. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. melakukan shalatnya di waktu malam, sedang ia - yakni Aisyah iaitu isterinya - melintang antara kedua tangannya - yakni di mukanya. Maka jikalau tinggal mengerjakan witir, beliau s.a.w. membangun-kannya, lalu Aisyah pun berwitirlah." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan: "Maka jikalau tinggal mengerjakan witir, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Bangunlah dan berwitirlah, hai Aisyah."

1134. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Dahuluilah shalat Subuh itu dengan witir - maksudnya' Bangunlah sebelum waktunya shalat Subuh lalu berwitirlah dulu."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi, dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1135. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang takut kalau tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah berwitir di permulaan dan barangsiapa lupa hendak bangun di akhir malam, maka hendaklah berwitir di akhir malam, kerana sesungguhnya shalat akhir malam itu disaksikan oleh para malaikat dan yang sedemikian itulah yang lebih utama." (Riwayat Muslim)

Keutamaan Shalat Dhuha Dan Huraian Perihal Sesedikit-sedikitnya Rakaat Dhuha, Sebanyak-banyaknya Dan Yang Pertengahannya Serta Anjuran Untuk Menjaga Untuk Terus Melakukannya

1136. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Kekasihku - yakni Nabi Muhammad s.a.w. telah memberikan wasiat padaku untuk melakukan puasa sebanyak tiga hari dalam setiap bulan, juga dua rakaat sunnah Dhuha dan supaya saya bersembahyang witir dulu sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih)

Melakukan shalat witir sebelum tidur itu hanyalah disunnahkan bagi seseorang yang tidak mempercayai dirinya akan dapat bangun pada akhir malam. Tetapi sekiranya dapat mempercayai dirinya, Maka pada akhir malam adalah lebih utama lagi.

1137. Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Setiap ruas tulang dari seseorang di antara engkau semua itu harus ada sedekahnya pada saban pagi harinya, maka setiap sekali tasbih - bacaan Subhanallah - adalah sedekah, setiap sekali tahmid - bacaan Alhamdulillah - adalah sedekah, setiap sekali tahlil - bacaan La ilaha ilallah - adalah sedekah, setiap sekali takbir - bacaan Allahu Akbar - adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemunkaran adalah sedekah dan yang sedemikian itu dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dilakukan oleh seseorang dart shalat Dhuha." (Riwayat Muslim)

1138. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu bersembahyang Dhuha empat rakaat dan menambahkan dari jumlah itu sekehendak hatinya." (Riwayat Muslim)

1139. Dari Ummu Hani' iaitu Fakhitah binti Abu Thalib radhiallahu 'anha, katanya: "Saya pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. pada hari pembebasan - kota Makkah, lalu saya temui beliau s.a.w. sedang mandi. Setelah selesai beliau s.a.w. mandi, lalu bersembahyang sebanyak lapan rakaat. Itulah shalat Dhuha." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah yang diringkaskan dari lafaznya salah satu dari beberapa riwayat Muslim.

Bolehnya Melakukan Shalat Dhuha Dari Tingginya Matahari Sampai Tergelincir — Atau Lingsirnya Dan Yang Lebih Utama lalah Dilakukan Ketika Sangatnya Panas Dan Meningginya Waktu Dhuha


1140. Dari Zaid bin Arqam r.a. bahawasanya ia melihat sekelompok kaum - beberapa orang - sama melakukan shalat Dhuha lalu ia berkata: "Apakah, orang-orang tidak mengetahui bahawa shalat Dhuha di waktu selain ini adalah lebih utama, sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalatnya orang-orang yang bertaubat itu ialah jikalau anak-anak unta itu telah merasa panas matahari." (Riwayat Muslim)

Tarmadhu dengan fathahnya ta' dan mim dan dengan dhad mu'jamah, iaitu sangat panas, sedang alfishal ialah jama'nya fashil iaitu anak unta yang masih kecil

Anjuran Melakukan Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid — Menghormat Masjid — Dua Rakaat Dan Makruhnya Duduk Sebelum Bersembahyang Dua Rakaat, Di Waktu Manapun juga Masuknya Masjid Itu Dan Sama Halnya, Apakah Bersembahyang Dua Rakaat Tadi Dengan Niat Tahiyat, Shalat Fardhu, Sunnah Rawatib Dan Lain-lainnya

1141. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau salah seorang di antara engkau semua itu masuk masjid, maka janganlah duduk dulu sebelum bersembahyang dua rakaat." (Muttafaq 'alaih)

1142. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. dan ia berada di masjid, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Bersembahyanglah dua rakaat." (Muttafaq 'alaih)
Sunnahnya Dua Rakaat Sesudah Wudhu'

1143. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal:

"Hai Bilal, beritahukanlah kepada saya dengan suatu amalan yang paling engkau harapkan pahalanya serta yang engkau amalkan dalam Islam, kerana sesungguhnya saya mendengar suara derap kedua terompahmu di mukaku di dalam syurga." Bilal menjawab: "Saya tidak melakukan sesuatu amalan yang lebih saya harapkan di sisiku daripada kalau saya habis bersuci sesuatu sucian dalam waktu malam ataupun siang, melainkan saya tentu bersembahyang dengan sucianku itu, sebagaimana yang ditentukan untukku - yakni setiap habis berwudhu' lalu melakukan shalat sunnah wudhu'." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaznya Imam Bukhari

Addaffu dengan fa' ialah suara terompah dan gerakannya di atas bumi.
Keutamaan Shalat Jumaat, Kewajibannya, Mandi Untuk Menghadhirinya, Datang Berpagi-pagi Kepadanya, Doa Pada Hari Jumaat, Membaca Shalawat Nabi Pada Hari Itu, Huraian Perihal Saat Dikabulkannya Doa-doa Dan Sunnahnya Memperbanyak Zikir Kepada Allah Ta'ala Sesudah Jumaat


Allah Ta'ala berfirman:

"Maka jikalau shalat sudah diselesaikan, maka menyebarlah di bumi dan carilah dari
keutamaan Allah dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, supaya engkau semua dapat berbahagia." (al-Jumu'ah: 10)

1144. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sebaik-baik hari yang matahari terbit pada hari itu ialah hari jum'ah. Pada hari itulah Adam diciptakan dan pada hari itu pula ia dimasukkan dalam syurga dan juga pada hari itulah ia dikeluarkan dari syurga itu," (Riwayat Muslim)

1145. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'nya, Kemudian mendatangi shalat Jum'ah terus mendengar dan berdiam diri - tidak berbicara sama sekali, maka diampunkanlah untuknya antara Jum'ah itu dengan Jum'ah yang berikutnya, dengan diberi tambahan tiga hari lagi. Barangsiapa yang memegang kerikil - batu kecil untuk dipermain-mainkan sehingga tidak memperhatikan isi khutbah, maka ia telah melakukan kelalaian - yakni bersalah." (Riwayat Muslim)

1146. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., katanya: "Shalat lima waktu dan dari Jum'ah satu ke Jum'ah berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan, adalah sebagai penebus – yakni penebus dosa - antara waktu-waktu kesemuanya itu - yakni antara waktu yang satu dengan waktu yang berikutnya, selama dosa-dosa besar dijauhi." (Riwayat Muslim)

1147. Dari Abu Hurairah dan juga dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhum, bahawasanya keduanya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda di atas tiang-tiang mimbarnya:

"Nescayalah kaum-kaum - orang-orang banyak - itu harus suka menghentikan kebiasaan mereka meninggalkan shalat-shalat Jum'ah, atau - kalau tidak demikian, maka nescayalah Allah akan menutup di atas hati-hati mereka kemudian pastilah mereka akan termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai." (Riwayat Muslim)


1148. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua mendatangi shalat Jum'ah, maka hendaklah mandi dulu." (Muttafaq 'alaih)

1149. Dari Abu Said r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Mandi Jum'ah itu adalah wajib bagi setiap orang yang sudah baligh." (Muttafaq 'alaih)

Yang dimaksudkan dengan Almuhtalim ialah orang yang sudah baligh - dewasa dan berakal, sedang yang dimaksudkan wajib ialah secara pilihan, seperti kata seseorang pada kawannya: "Hakmu itu wajib atasku."

1150. Dari Samurah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa berwudhu' pada hari Jum'ah, maka dengan keringanan itu - bolehlah dilakukan dan tanpa mandi - dan itupun sudah baik. Tetapi barangsiapa yang mandi, maka mandi itu adalah lebih utama."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

1151. Dari Salman r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah seseorang lelaki itu mandi pada hari Jum'ah, lalu bersuci sekuasa ia melakukan bersuci tadi dan berminyak dengan minyaknya atau mengambil dari sebahagian harum-haruman – minyak harum - yang ada di rumahnya, selanjutnya ia keluar, lalu tidak memisahkan antara dua orang yang sedang duduk, kemudian bersembahyang yang telah ditentukan untuknya - yakni shalat sunnah Tahiyyatul masjid, seterusnya berdiam diri - tidak bercakap-cakap - ketika imam berbicara, melainkan diampunkanlah untuknya antara Jum'ah itu dengan Jum'ah lainnya - yakni yang berikutnya." (Riwayat Bukhari)

1152. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa mandi pada hari Jum'ah sebagaimana mandi ketika janabah, lalu pergi - ke masjid, maka seolah-olah ia berkurban seekor unta, dan barangsiapa yang pergi pada jalan kedua, maka seolah-olah ia berkurban seekor lembu, dan barangsiapa pergi pada jam ketiga, maka seolah-olah ia berkurban seekor kambing yang bertanduk, dan barangsiapa pergi pada jam keempat, maka seolah-olah ia berkurban seekor ayam betina, dan barangsiapa pergi pada jam kelima, maka seolah-olah ia berkorban sebutir telur. Apabila imam telah keluar, maka para malaikat - yang mencatat - itu semuanya mendengarkan zikir - yakni khutbah." (Muttafaq 'alaih)

Sabdanya: Ghuslal janabah yakni mandi seperti mandi ketika janabah dalam sifat dan keadaannya.

1153. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan hari Jum'ah, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Dalam hari Jum'ah itu suatu saat yang tidak ditepati oleh seseorang Muslim dan ia sedang berdiri bersembahyang sambil memohonkan sesuatu permohonan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan apa yang dimohonkannya itu." Rasulullah mengisyaratkan dengan tangannya sebagai tanda mempersedikitkan waktu yang dimaksudkan itu." (Muttafaq 'alaih)

1154. Dari Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Abdullah bin Umarradhiallahu 'anhuma berkata: "Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menceriterakan tentang Rasulullah s.a.w. dalam hal shalat Jum'ah?" la berkata: "Saya - Abu Burdah -[menjawab: "Ya, saya pernah mendengar ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Waktu yang mustajab itu ialah antara duduknya imam - di atas mimbar sampai shalat diselesaikan." (Riwayat Muslim)

1155. Dari Aus bin Aus r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya di antara hari-harimu semua yang lebih utama ialah hari Jum'ah, maka dari itu perbanyakkanlah membaca shalawat padaku dalam hari Jum'ah itu, sebab sesungguhnya shalawatmu semua itu ditunjukkan kepadaku."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Sunnahnya Sujud Syukur Ketika Mendapatkan Kenikmatan Yang Nyata Atau Terhindar Dari Bencana Yang Nyata


1156. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita semua keluar dengan Rasulullah s.a.w. dari Makkah menuju Madinah. Ketika kita sudah berada di dekat 'Azwara', beliau s.a.w. lalu turun -dari kenderaannya, kemudian mengangkat kedua tangannya terus berdoa kepada Allah sesaat, selanjutnya lalu turun untuk bersujud, kemudian berdiam diri agak lama, kemudian berdiri mengangkat kedua tangannya sesaat lalu turun untuk bersujud lagi dan ini dilakukan sampai tiga kali. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saya bermohon kepada Tuhanku supaya dapat memberikan syafaat kepada ummatku, lalu Tuhan memberikan padaku sepertiga dari ummatku itu. Kemudian saya turun untuk bersujud kerana menyatakan kesyukuran kepada Tuhanku. Selanjutnya saya mengangkat kepalaku lalu saya bermohon lagi pada Tuhanku untuk ummatku, kemudian Tuhan memberikan kepadaku sepertiga ummatku lagi, lalu saya turun pula untuk bersujud kepada Tuhanku kerana menyatakan kesyukuran kepada Tuhanku. Seterusnya saya mengangkat kepalaku sekali lagi, lalu saya bermohon kepada Tuhanku untuk ummatku, kemudian memberikan pula sepertiga yang terakhir, maka saya turun untuk bersujud kepada Tuhanku." (Riwayat Abu Dawud)

Keutamaan Bangun Shalat Di Waktu Malam

Allah Ta'ala berfirman:



"Dan dari sebahagian waktu malam, maka lakukanlah shalat Tahajud, sebagai suatu amalan sunnah untukmu, mudah-mudahan Tuhanmu akan mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (al-lsra': 79)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Mereka sama meninggalkan tempat-tempat pembaringannya -untuk melakukan ibadat di waktu malam." (as-Sajdah: 16)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Mereka itu sedikit sekali dari waktu malam yang mereka pergunakan untuk tidur." (az-Zariyat: 17)

1157. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu berdiri untuk bersembahyang malam, sehingga pecah-pecah kedua tapak kakinya. Saya berkata kepadanya: "Mengapa Tuan mengerjakan sedemikian ini, ya Rasulullah, padahal sudah diampunkan untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang dahulu dan yang kemudian?" beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah saya ini seorang hamba yang banyak bersyukur." (Muttafaq 'alaih)

Diriwayatkan dari al-Mughirah sedemikian itu pula. (Muttafaq 'alaih)

1158. Dari Ali r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. mendatanginya dan Fathimah di waktu malam, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Apakah engkau berdua tidak bersembahyang?" (Muttafaq 'alaih)

Tharaqahu ertinya mendatangi di waktu malam.

1159. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallhu 'anhum dari ayahnya bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sebagus-bagus orang lelaki ialah Abdullah, andaikata ia suka bersembahyang di waktu malam."

Salim berkata: "Sejak saat itu Abdullah tidak tidur di waktu malam, kecuali sebentar sekali." (Muttafaq 'alaih)

1160. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Hai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si Fulan itu. Dulu ia suka sekali bangun bersembahyang di waktu malam, tetapi kini meninggalkan bangun sembahyang waktu malam itu." (Muttafaq 'alaih)

1161. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Ada seorang lelaki yang disebut-sebut di sisi Nabi s.a.w., iaitu bahawa orang tersebut tidur di waktu malam sampai pagi - yakni tidak bangun untuk bersembahyang malam, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Orang itu sudah dikencingi oleh syaitan dalam kedua telinganya" atau beliau s.a.w. bersabda: "di telinganya." (Muttafaq 'alaih)

1162. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Syaitan itu memberikan ikatan pada ujung kepala seseorang di antara engkau semua sebanyak tiga buah, jikalau ia tidur. la membuat ketentuan pada setiap ikatan itu dengan kata-kata yang berbunyi: "Engkau memperolehi malam panjang, maka tidurlah terus!" Jikalau orang itu bangun lalu berzikir kepada Allah Ta'ala maka terurailah sebuah ikatan dari dirinya, selanjutnya jikalau ia terus berwudhu', lalu terurai pulalah ikatan satunya lagi dan seterusnya, jikalau ia bersembahyang, maka terurailah ikatan seluruhnya, sehingga berpagi-pagi ia telah menjadi bersemangat serta berhati gembira. Tetapi jikalau tidak sebagaimana yang tersebut di atas, maka ia berpagi-pagi menjadi orang yang berhati buruk serta pemalas." (Muttafaq 'alaih)

Qafiyatur ra'si iaitu ujung penghabisan dari kepala.

1163. Dari Abdullah bin Salam r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Hai sekalian manusia, ratakanlah salam, berikanlah makanan, bersembahyanglah di waktu malam sedang para manusia sedang tidur, maka engkau semua akan dapat memasuki syurga dengan selamat."

Diriwayatkan oleh-lmam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1164. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Seutama-utama puasa bulan Ramadhan ialah bulan Allah yang dimuliakan - yakni berpuasa dalam bulan Muharram, sedang seutama-utamanya shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat di waktu malam."(Riwayat Muslim)

1165. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Shalat sunnah di waktu malam itu dua rakaat dua rakaat, maka jikalau engkau takut masuknya shalat Subuh, maka berwitirlah dengan serakaat." (Muttafaq 'alaih)

1166. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu bersembahyang di waktu malam dua rakaat dan berwitir dengan serakaat." (Muttafaq 'alaih)

1167. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berbuka - tidak berpuasa - dari sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahawa beliau s.a.w. tidak pernah berpuasa dalam bulan itu, tetapi kadang-kadang beliau s.a.w. berpuasa dari sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahawa beliau s.a.w. tidak pernah berbuka sedikit pun dalam bulan itu. Tidaklah engkau menginginkan hendak melihat beliau bersembahyang dari waktu malam, melainkan engkau akan dapat melihat beliau s.a.w. bersembahyang, tetapi tidaklah engkau menginginkan beliau s.a.w. tidur, melainkan engkau akan dapat melihat beliau s.a.w. sedang tidur." Maksudnya antara shalat malam dengan tidurnya itu demikian teratur waktunya, juga dilakukan tanpa berlebih-lebihan antara keduanya itu yakni sedang. (Riwayat Bukhari)

1168. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu bersembahyang sebelas rakaat, yakni di waktu malam. Beliau bersujud sekali sujud dari rakaat-rakaat tadi sekira seseorang dari engkau semua membaca lima puluh ayat sebelum beliau mengangkat kepalanya. Beliau s.a.w. juga mengerjakan shalat dua rakaat sebelum shalat Fajar - yakni Subuh, kemudian berbaringlah pada belahan tubuhnya yang kanan - sesudah bersembahyang sunnah dua rakaat tadi, sehingga datanglah pada beliau itu orang yang mengajaknya untuk bersembahyang Subuh - dengan jamaah. (Riwayat Bukhari)

1169. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat - sunnah, baik dalam bulan Ramadhan atau pun selain Ramadhan. Beliau s.a.w. bersembahyang empat rakaat, maka janganlah engkau bertanya betapa indah dan panjangnya, kemudian bersembahyang lagi empat rakaat, maka jangan pula engkau bertanya betapa indah dan panjangnya, kemudian bersembahyang tiga rakaat.

Saya - yakni Aisyah - lalu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Tuan juga tidur sebelum berwitir?" Beliau s.a.w. menjawab: "Hai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku itu tidur, tetapi hatiku tidaklah tidur." (Muttafaq 'alaih)

1170. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahawasanya Nabi s.a.w. itu tidur di permulaan malam dan bangun pada akhir malam lalu bersembahyang." (Muttafaq 'alaih)

1171. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya bersembahyang bersama Nabi s.a.w. pada suatu malam, maka tidak habis-habisnya beliau s.a.w. itu berdiri sehingga saya bermaksud untuk melakukan sesuatu yang buruk." la ditanya: "Apakah yang hendak engkau maksudkan?" la menjawab: "Saya bermaksud untuk duduk dari meninggalkan beliau s.a.w. - yakni tidak meneruskan ikut berjamaah dengan Nabi s.a.w. dan akan bersembahyang munfarid." (Muttafaq 'alaih)

1172. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Saya bersembahyang beserta Nabi s.a.w. pada suatu malam, maka beliau membuka -dalam rakaat pertama - dengan surat al-Baqarah. Saya berkata: "Beliau ruku' pada ayat ke seratus, kemudian berlalulah."

Saya berkata: "Beliau bersembahyang dengan bacaan tadi itu dalam satu rakaat, kemudian berlalu."

Selanjutnya saya berkata: "Beliau ruku' dengan bacaan di atas itu, kemudian membuka dalam rakaat kedua - dengan surat an-Nisa' lalu membacanya, kemudian membuka lagi - sebagai lanjutannya -surat ali-lmran, kemudian membacanya.

Beliau s.a.w. membacanya itu dengan rapi sekali - tidak tergesa-gesa, jikalau melalui ayat yang di dalamnya mengandung pentasbihan - memaha-sucikan - beliau pun mengucapkan tasbih, jikalau melalui ayat yang mengandungi suatu permohonan, beliau pun memohon, jikalau melalui ayat yang menyatakan berta'awwudz -mohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak baik -beliau pun berta'awwudz - mohon perlindungan.

Kemudian beiiau s.a.w. ruku' dan di situ beliau mengucapkan: Subhana rabbial 'azhim. Ruku'nya adalah seumpama saja dengan berdirinya - yakni perihal lamanya hampir persamaan belaka, selanjutnya beliau rriengucapkan: Sami'allahu liman hamidah Rabbana lakal hamd, lalu berdiri dengan berdiri yang lama mendekati ruku'nya tadi. Seterusnya beliau bersujud lalu mengucapkan: Sub-hana rabbial ala, maka sujudnya itu mendekati pula akan berdirinya - tentang lama waktunya. (Riwayat Muslim)

1173. Dari Jabir r.a.,katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya: "Shalat apakah yang lebih utama?"  Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu panjangnya berdiri" (Riwayat Muslim)

Yang dimaksud dengan lafaz alqunut ialah berdiri.

1174. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:

"Shalat yang paling dicintai oleh Allah ialah shalatnya Dawud dan puasa yang paling dicintai oleh Allah ialah puasanya Dawud. la tidur separuh malam, bangun shalat yang sepertiganya dan tidur yang seperenamnya. la berpuasa sehari dan berbuka - yakni tidak berpuasa - sehari." (Muttafaq 'alaih)

1175. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di waktu malam itu nescayalah ada suatu saat yang tidak ditepati oleh seseorang Muslim yang di waktu itu memohonkan suatu kenaikan kepada Allah, baik dari urusan ke duniaan atau akhirat, melainkan Allah akan memberikan permohonannya tadi. Yang sedemikian ini ada di setiap malam." (Riwayat Muslim)

1176. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang di antara engkau semua bangun di waktu malam, maka hendaklah membuka - memulai - shalatnya dengan dua rakaat yang ringan." (Riwayat Muslim)

1177. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bangun di waktu malam, maka beliau membuka -memulai - shalatnya dengan dua rakaat yang ringan." (Riwayat Muslim)

1178. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila terlambat melakukan shalat malam kerana sakit atau Iain-Iain, maka beliau s.a.w. bersembahyang dua belas rakaat di waktu siang harinya." (Riwayat Muslim)

1179. Dari Umar bin al-Khaththab r.a., katanya: "Rasuiullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang tertidur sampai meninggalkan bacaan hizibnya atau sesuatu bahagian dari hizibnya itu - yang dibiasakan membaca - di waktu malam, lalu ia membacanya di antara shalat Fajar -Subuh - dan shalat Zuhur, maka dicatatlah untuknya seolah-olah ia membacanya itu di waktu malam." (Riwayat Muslim)

1180. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah merahmati seseorang lelaki yang bangun di waktu malam dan membangunkan isterinya, lalu apabila isterinya enggan, lelakinya itu memercik-mercikkan air di mukanya. Allah juga merahmati seorang wanita yang bangun di waktu malam, lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya dan apabila suaminya itu enggan, lalu memercik-mercikkan air di mukanya."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1181. Dari Abu Hurairah r.a. dan dari Abu Said radhiallahu 'anhuma, keduanya berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang lelaki itu membangunkan isterinya di waktu malam, lalu keduanya bersembahyang atau mengerjakan shalat dua rakaat semua, maka dicatatlah termasuk golongan orang-orang lelaki dan perempuan yang ingat - kepada Allah."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1182. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua mengantuk dalam shalat, maka hendaklah ia tidur dulu sehingga lenyaplah mengantuk itu dari dirinya, kerana sesungguhnya seseorang di antara engkau semua itu jikalau bersembahyang sedang ia mengantuk, barangkali ia bermaksud hendak memohonkan pengampunan, tetapi lalu memaki-maki dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)

1183. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua bangun di waktu malam lalu membaurlah al-Quran itu pada lisannya - yakni tidak keharuan-keharuan lagi bacaannya sebab mengantuk, kemudian ia tidak dapat mengetahui lagi apa yang dibaca olehnya - yakni tidak lagi memperhatikan isi dan maknanya, maka baiklah ia berbaring-yakni tidur saja dulu."(Riwayat Muslim)

Sunnahnya dirikan Malam Ramadhan Iaitu Untuk Mengerjakan Shalat Sunnah Tarawih


1184. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan kerana didorong keimanan dan keinginan memperolehi keredhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)

1185. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya:

"Rasulullah s.a.w. itu menganjur-anjurkan supaya senang mengerjakan shalat - pada malamnya - bulan Ramadhan, tanpa menyuruh orang-orang itu dengan kekerasan - yakni bukan kewajiban. Beliau s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan kerana didorong keimanan dan keinginan memperolehi keredhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Riwayat Muslim)

Keutamaan Mengerjakan Shalat Di Malam Lailatul- Qadr Dan Huraian Perihal Malam-malam Yang Lebih Dapat Diharapkan Menemuinya

Allah Ta'ala berfirman:



"Sesungguhnya Kami - Allah - menurunkan al-Quran itu pada malam Laitlatul-qadri" sampai akhirnya ayat. (Surah al-Qadr)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran itu pada waktu malam yang diberkahi," sampai beberapa ayat selanjutnya.

(ad-Dukhan: 3)

1186. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan kerana didorong keimanan dan keinginan memperolehi keredhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)

1187. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya beberapa orang lelaki dari para sahabat Nabi s.a.w. diberitahu dalam impian mengenai tibanya lailatul-qadri iaitu dalam tujuh yang terakhir - yang dimaksudkan ialah antara malam ke 22 sampai malam ke 28. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Saya melihat impian-impianmu semua itu sesuai iaitu pada tujuh yang terakhir. Maka barangsiapa hendak mencari lailatul-qadri itu, hendaklah mencari-nya pada tujuh yang terakhir itu juga." (Muttafaq 'alaih)

1188. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu beri'tikaf dalam sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dan beliau s.a.w. bersabda: "Carilah lailatul-qadri itu dalam sepuluh yang terakhir - yakni antara malam ke 21 sampai malam ke 30 - dari bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1189. Dari Aisyah radhillahu 'anha pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Carilah lailatul-qadri itu dalam malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan - yakni malam ke 21,23, 25, 27 dan 29. (Riwayat Bukhari)

1190. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila telah masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka beliau menghidup-hidupkan malamnya - yakni melakukan ibadat pada malam harinya itu, juga membangunkan isterinya, bersungguh-sungguh - dalam ibadat - dan mengeraskan ikat pinggangnya - maksudnya adalah sebagai kata kinayah menjauhi berkumpul dengan isterinya." (Muttafaq 'alaih)

1191. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu bersungguh-sungguh dalam beribadat dalam bulan Ramadhan yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan bulan lainnya, juga di dalam sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan itu beliau s.a.w. bersungguh-sungguh pula yang tidak demikian bersungguh-sungguhnya kalau dibandingkan dengan hari-hari Ramadhan yang lainnya." (Riwayat Muslim)

1192. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya mengetahui pada malam apa tibanya lailatul-qadri itu, apakah yang harus saya ucapkan pada malam itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ucapkanah: Ertinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun, gemar memberikan pengampunan, maka ampunilah saya.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

Keutamaan Bersiwak — Bersugi — Dan Perkara-perkara Kefitrahan


1193. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Andaikata tidak akan menjadikan keberatan bagi ummatku atau atas sekalian manusia, nescayalah mereka itu akan saya perintah untuk bersiwak pada tiap-tiap akan bersembahyang." (Muttafaq 'alaih)

1194. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bangun dari tidur, beliau menggosok-gosok mulutnya - yakni gigi-giginya - dengan siwak." (Muttafaq 'alaih)

1195. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Kita semua menyediakan untuk Rasulullah s.a.w. akan siwaknya serta air untuk berwudhu'nya, lalu ia dibangkitkan oleh Allah sekehendak waktu yang diinginkan olehNya untuk membangkitkannya di waktu malam, lalu beliau s.a.w. bersiwak lalu berwudhu' dan terus ber-sembahyang." (Riwayat Muslim)

1196 Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya perbanyakkan benar - untuk menyuruh - engkau semua dalam hal bersiwak." (Riwayat Bukhari)

1197. Dari Syuraih bin Hani', katanya: "Saya berkata kepada Aisyah radhiallahu 'anha: "Dengan amalan apakah yang dimulai oleh Nabi s.a.w., jikalau beliau s.a.w. memasuki rumahnya?" la menjawab: "Dengan bersiwak." (Riwayat Muslim)

1198. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Saya masuk ke tempat Nabi s.a.w. sedang hujung siwak itu ada di lisan beliau s.a.w." (Muttafaq 'alaih)

Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

1199. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Siwak itu adalah menyebabkan sucinya mulut dan menyebab adanya keredhaan Tuhan."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya dengan isnad-isnad shahih.

Imam Bukhari Rahimahullah menyebutkan Hadis ini dalam kitab shahihnya sebagai ta'liq* dengan shiqat jazam, la mengatakan: "Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Siwak itu dan seterusnya."

* Ta'liq maksudnya dengan membuang awal sanad dalam Hadis di atas. Hadis yang dita'liqkan itu disebut Hadis Mu'allaq. Persoalan ini termasuk dalam Musthalah Hadis atau ilmu untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan macam-macam nama Hadis, tingkatannya serta yang Iain-Iain lagi. Adapun maksudnya dengan shighah jazam itu ialah bahawa Hadis di atas itu diberi hukum yang mantap perihal keshahihannya.

1200. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya; "Kefitrahan - kemurnian sejak kejadian manusia - itu ada lima hal, atau lima hal ini termasuk dalam kefitrahan, iaitu berkhitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabuti rambut ketiak dan mencukur kumis." (Muttafaq 'alaih)

Alistihdad ialah mencukur 'anah iaitu rambut yang ada di sekitar kemaluan - lelaki ataupun wanita.

1201. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada sepuluh hal termasuk kefitrahan - kemurnian sejak kejadian manusia, iaitu: mencukur kumis, membiarkan tumbuhnya janggut, bersiwak, menghirup air dalam hidung, memotong kuku, membasuh ruas-ruas jari-jari, mencabuti rambut ketiak, mencukur rambut kemaluan dan bercebok (istinja')." Yang meriwayatkan Hadis ini berkata: "Saya lupa pada yang kesepuluh, kecuali kalau yang kesepuluh itu ialah berkumur." Waki' berkata dan orang ini adalah salah seorang dari yang meriwayatkan Hadis ini: Intiqashulma' ialah beristinja'. " (Riwayat Muslim)

Albarajim dengan ha' muwahhadah dan jim iaitu ruas-ruas jari-jari dan i'faut-lihyah ertinya ialah tidak mencukurnya sedikit pun daripada rambut janggut."

1202. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., katanya:

"Guntinglah kumis - yang memanjang melebihi dua bibir - dan biarkanlah tumbuhnya janggut." (Muttafaq 'alaih)

Mengukuhkan Kewajiban Zakat Dan Huraian Tentang Keutamaannya Serta Apa-apa Yang Berhubungan Dengan Zakat Itu

Allah Ta'ala berfirman:

"Dan dirikanlah shalat olehmu semua dan berikanlah zakat." (al-Baqarah: 43)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Dan mereka tidaklah diperintah, melainkan untuk beribadat kepada Allah, penuh keikhlasan mengerjakan agama untukNya, serta dengan kecondongan hati, demikian pula mendirikan shalat dan memberikan zakat. Yang sedemikian itu adalah agama yang benar." (al-Bayyinah: 5)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Ambillah sedekah dari sebahagian harta benda mereka, untuk memberikan serta menyucikan hati mereka." (at-Taubah: 103)

1203. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Agama Islam itu didirikan atas lima perkara, iaitu menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, beribadat haji di Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1204. Dari Thalhah bin Ubaidullah bin Usman bin 'Amr bin Ka'ab at-Taimi r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w. iaitu dari penduduk Najad, teruraikan rambut kepalanya, kita dapat mendengarkan dengungan suaranya, tetapi tidak dapat kita fahami apa yang diucapkan olehnya itu, sehingga ia mendekat kepada Rasuluilah s.a.w. Tiba-tiba orang tersebut menanyakan perihal Agama Islam. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:

"Iaitu lima kali shalat dalam sehari semalam." la bertanya: "Apakah tidak ada lagi kewajiban atas diriku selain shalat lima kali sehari semalam itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak ada, melainkan kalau engkau ingin beribadat sunnah."

Rasulullah s.a.w. lalu menyambung sabdanya: "Dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." Orang itu bertanya: "Apakah tidak ada kewajiban lain selain itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak, melainkan kalau engkau hendak beribadat sunnah."

Thalhah berkata: "Rasulullah s.a.w. lalu menyebutkan kepada orang itu perihal zakat, lalu orang itu bertanya: "Apakah tidak ada kewajiban lain atas diriku selain itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak ada, melainkan kalau engkau hendak beribadat sunnah."

Orang itu lalu menyingkir dan ia berkata: "Demi Allah, saya tidak akan menambah dari kewajiban-kewajiban itu dan tidak pula akan saya kurangi."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Orang itu akan berbahagia jikalau ia benar kata-katanya." (Muttafaq 'alaih)

1205. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. mengutus Mu'az r.a. ke Yaman, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Ajaklah mereka itu untuk bersyahadat bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawa saya adalah pesuruh Allah. Jikalau mereka sudah mentaati untuk melakukan itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahawasanya Allah mewajibkan atas mereka itu lima kali shalat dalam setiap sehari semalam. Jikalau mereka sudah mentaati yang sedemikian itu, maka beritahukanlah kepada mereka pula bahawasanya Allah mewajibkan sedekah - yakni zakat - atas mereka yang diambil dari golongan yang kaya-kaya di kalangan mereka dan dikembalikan kepada golongan yang fakir-fakir dari mereka." (Muttafaq 'alaih)

1206. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Saya diperintahkan - oleh Allah, supaya saya memerangi kepada para manusia, sehingga mereka suka menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Muhammad adalah pesuruh Allah mendirikan shalat dan memberikan zakat. Jikalau mereka telah melakukan yang sedemikian itu, maka terpeliharalah darah-darah serta harta benda mereka daripada ku, sedang tentang hisab - yakni perhitungan amalan - mereka adalah terserah atas Allah." (Muttafaq 'alaih)

1207. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Ketika Rasulullah s.a.w. telah meninggal dunia, dan Abu Bakar r.a. telah menjadi khalifah, sedang telah menjadi kafirlah orang Arab yang kembali pada kekafiran. Umar r.a. berkata kepada Abu Bakar r.a.: "Bagaimanakah dasarnya engkau memerangi para manusia itu, sedangkan Rasulullah s.a.w. telah bersabda:

"Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka mengucapkan La ilaha illallah, maka barangsiapa yang mengucapkan sedemikian itu,sungguh-sungguh ia telah terpelihara daripadaku akan harta benda dan dirinya melainkan dengan haknya yakni yang sudah ditentukan dalam Agama Islam. Adapun hisabnya orang itu adalah atas Allah."

Abu Bakar menjawab: "Demi Allah, nescayalah saya akan memerangi orang yang memperbezakan antara shalat dan zakat, sebab sesungguhnya zakat adalah haknya harta. Demi Allah andaikata orang-orang itu enggan memberikan kepadaku ikatan-ikatan -yang berhubungan dengan ketentuan zakat - yang dulu pernah mereka tunaikan kepada Rasulullah s.a.w., nescayalah saya akan memerangi mereka sebab keengganan memberikannya itu."

Setelah itu Umar berkata: "Demi Allah, tidaklah keterangan Abu Bakar itu melainkan saya telah melihat bahawa Allah telah membuka dada Abu Bakar untuk dasar melakukan peperangan, maka saya berpendapat bahawa itulah yang hak - yakni benar." (Muttafaq 'alaih)

1208. Dari Abu Ayyub r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: "Beritahukanlah kepada saya perihal sesuatu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga!" Beliau s.a.w. bersabda: "Supaya engkau menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu denganNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mempereratkan ikatan kekeluargaan." (Muttafaq 'alaih)

1209. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya ada seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab - mendatangi Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya akan sesuatu amalan yang apabila saya mengerjakannya, maka saya dapat memasuki syurga."  Beliau s.a.w. menjawab:

"Supaya engkau menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan sesuatu denganNya, mendirikan shalat, memberikan zakat yang diwajibkan dan berpuasa Ramadhan."

Orang itu lalu berkata: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, saya tidak akan menambah dari itu semua." Setelah orang itu menyingkir, Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Barangsiapa yang senang jikalau melihat seseorang lelaki dari ahli syurga, maka hendaklah melihat orang ini tadi."    (Muttafaq 'alaih)

1210. Dari Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Saya berbai'at kepada Nabi s.a.w. untuk tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasihat kepada setiap orang Islam." (Muttafaq 'alaih)

1211. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorang pun yang memiliki emas dan tidak pula yang memiliki perak, lalu ia tidak menunaikan haknya - zakatnya - dari emas dan perak itu, melainkan apabila telah tiba hari kiamat nanti dibuatkan untuknya beberapa lembaran dari api neraka lalu di-panaskanlah dalam neraka Jahanam, kemudian diseterikalah lambung, kening dan punggungnya dengan lembaran-lembaran tadi, setiap kali ia telah menjadi dingin lalu dikembalikan lagi untuknya - yakni dipanaskan dan diseterikakan lagi. Hal sedemikian itu terjadi dalam masa yang perkiraan lamanya ialah selama lima puluh ribu tahun - menurut hitungan hari dunia, sehingga diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu dapat mengetahui kelanjutan nasib dirinya, ada kalanya ke syurga dan ada kalanya ke neraka."

Rasulullah s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah, kalau unta bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada seorang pun yang memiliki unta yang ia tidak menunaikan haknya - yakni zakatnya, dan setengah daripada haknya unta ialah memerah susunya di waktu ia didatangkan di tempat air - lalu air susunya itu disedekahkan kepada siapa saja yang memerlukan, melainkan apabila telah tiba hari kiamat, maka dibeberkanlah di mukanya sebidang tanah luas lagi licin dan unta-unta itu dalam keadaan yang gemuk-gemuk yang pernah dialaminya. Orang itu tidak akan kehilangan seekor anak unta pun - yakni seluruh miliknya itu lengkap - dan semua untanya itu akan menginjak-injaknya dengan kakinya serta menggigitnya dengan mulutnya. Setiap kali ia telah dilaluinya oleh yang mula-mula, maka akan dikembalikan pula yang terakhirnya maksudnya terus saja unta-unta itu berputar-putar untuk menginjaknya. Hal ini terjadi dalam suatu masa yang perkiraan lamanya itu ialah lima puluh ribu tahun, sehingga diputuskan lah antara seluruh hamba Tuhan, lalu orang itu akan mengetahui kelanjutan nasibnya ada kalanya ke syurga dan ada kalanya ke neraka."

Beliau s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah kalau lembu dan kambing, bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada seorang yang memiliki lembu atau pun kambing yang ia tidak menunaikan haknya - zakatnya, melainkan apabila telah tiba hari kiamat, maka dibeberkanlah untuknya sebidang tanah luas lagi licin. Ia tidak akan kehilangan seekor pun dari ternaknya itu, di dalamnya tidak ada yang bertanduk lengkung, tidak ada yang tak bertanduk dan tidak ada pula yang patah tanduknya. Semuanya itu menuberuknya dengan tanduk-tanduknya tadi dan menginjak-injaknya dengan kaki-kakinya. Setiap kali ia telah dilalui oleh yang mula-mula, maka akan dikembalikan pula yang terakhirnya. Hal ini terjadi dalam masa yang perkiraan lamanya itu ialah lima puluh ribu tahun, sehingga diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu akan mengetahui kelanjutan nasibnya, ada kalanya ke syurga dan ada kalanya ke neraka."

Beliau s.a.w. lalu ditanya: "Ya Rasulullah, kalau kuda bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Kuda itu ada tiga macam. la bagi seseorang adalah merupakan dosa, ada pula yang bagi seseorang merupakan tabir - untuk keperluan peribadi sehingga tidak memerlukan bantuan orang lain, tetapi ada yang bagi seseorang merupakan pahala. Ada pun kuda yang bagi seseorang itu merupakan dosa, ialah kuda yang diikatnya-yakni dimilikinya- untuk dijadikan bahan riya' - yakni berpameran, lagi untuk kemegahan atau untuk menentang kepada ummat Islam, maka kuda sedemikian inilah yang pemiliknya dapat memperolehi dosa. Adapun kuda yang dapat menjadi sebagai tabir ialah seseorang yang mengikatnya - yakni memilikinya - untuk sabilillah, kemudian ia tidak melalaikan haknya Allah dalam hal punggungnya - yakni untuk dinaiki guna melakukan ketaatan atau pun di waktu ada keperluan sendiri, bahkan tidak melalaikan pula akan lehernya - maksudnya diperhatikan apa-apa yang menjadi kemaslahatan kuda tadi dan melindunginya dari bahaya - maka inilah kuda yang dapat menjadi tabir. Ada pun kuda yang bagi pemiliknya merupakan pahala ialah seseorang yang mengikatnya -yakni memilikinya - untuk kepentingan sabilillah saja dan diperuntukkan seluruh ummat Islam, digembalakan di tanah yang penuh tanaman atau pun taman - yang banyak makanannya. Maka tidaklah kuda itu makan sesuatu dari ladang atau taman itu, melainkan dicatatlah untuknya beberapa kebaikan sebanyak apa yang dimakan oleh kuda tersebut, bahkan dicatatlah beberapa kebaikan sebanyak hitungan kotorannya dan kencingnya. Tidak pula kuda itu menempuh dengan kakinya lalu berlari ke sebuah atau dua buah bukit -lalu kembali lagi ke tempat penggembalaannya - melainkan Allah mencatat untuknya beberapa kebaikan sebanyak hitungan bekas langkahnya dan juga sebanyak kotoran-kotoran yang ada. Tidak pula pemiliknya itu melalui sesuatu sungai, laiu kuda itu minum dari sungai tadi, sedangkan ia tidak hendak memberi minuman padanya, melainkan Allah mencatat untuk pemiliknya itu beberapa kebaikan sebanyak hitungan tegukan yang diminumnya."

Beliau s.a.w. ditanya lagi: "Ya Rasulullah, kalau keledai bagaimanakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tiada sesuatu wahyu yang diturunkan kepada saya mengenai hal keledai ini, melainkan ayat yang tersendiri maknanya ini tetapi menghimpun segala macam persoalan, iaitu - yang ertinya: "Barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan semut kecil dari kebaikan, maka ia akan mengetahuinya dan barangsiapa yang mengerjakan seberat timbangan semut kecil, dari keburukan, maka ia akan mengetahuinya pula." (az-Zalzalah: 7-8) (Muttafaq 'alaih)

Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

Alqa' ertinya ialah tempat yang rata dan luas dari bumi, sedang alqarqar ialah licin.

Wajibnya Puasa Ramadhan, Huraian Keutamaan Berpuasa Dan Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Puasa Itu


Allah Ta'ala berfirman:

"Hai sekalian orang yang beriman! Diwajibkanlah puasa atas engkau semua sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang yang sebelum engkau semua itu," sampai kepada firmanNya: "Bulan ramadhan yang di dalamnya itu diturunkan al-Quran, sebagai :petunjuk untuk semua manusia dan merupakan keterangan-keterangan dari petunjuk dan yang memperbezakan antara kebenaran dan kesesatan. Maka barangsiapa di antara engkau semua ada yang menyaksikan bulan Ramadhan, hendaklah berpuasa dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka berpuasalah menurut hitungan yang tidak dipuasainya itu pada hari-hari yang lain," sampai akhirnya ayat. (al-Baqarah: 183)

1212. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah 'Azzawajalla berfirman - dalam Hadis qudsi: "Semua amal perbuatan anak Adam - yakni manusia - itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, kerana sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan saya akan memberikan balasan dengannya. Puasa adalah sebagai perisai - dari kemaksiatan serta dari neraka. Maka dari itu, apabila pada hari seseorang di antara engkau semua itu berpuasa, janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seseorang atau dilawan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah berpuasa." Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, nescayalah bau busuk dari mulut seseorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. Seseorang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan dan ia dapat merasakan kesenangannya, iaitu apabila ia berbuka, ia pun bergembiralah dan apabila telah bertemu dengan Tuhannya, ia pun gembira dengan adanya amalan puasanya." (Muttafaq 'alaih)

Dan ini adalah lafaz riwayat Imam Bukhari.

Dalam riwayat Imam Bukhari yang lain disebutkan: Allah berfirman dalam Hadis qudsi:

"Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya kerana taat pada perintahKu - Allah. Puasa adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya."

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:

"Setiap amal perbuatan anak Adam - yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuh ratus kali lipatnya. "Allah Ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, kerana sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku akan memberikan balasannya. Orang yang berpuasa itu meninggalkan kesyahwatannya, juga makanannya semata-mata kerana ketaatannya pada perintahKu. Seseorang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, sekali kegembiraan di waktu berbukanya dan sekali lagi kegembiraan di waktu menemui Tuhannya. Nescayalah bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi."

1213. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menafkahkan sepasang binatang - yakni dua ekor kuda, lembu atau pun unta - dalam kepentingan fi-sabilillah, maka ia akan dipanggil dari semua pintu syurga dengan ucapan: "Hai hamba Allah, inilah yang lebih baik." Maka jikalau seseorang itu dari golongan ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu Shalat, barangsiapa yang termasuk dalam ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu Jihad, barangsiapa yang termasuk dalam ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan - ertinya puas atau kenyang minuman, barangsiapa yang termasuk dalam ahli sedekah, maka ia dipanggil dari pintu Shadaqah."

Abu Bakar r.a. berkata: "Bi abi anta wa ummi ya Rasuiullah, tidak ada kerugian sama sekali bagi seseorang yang telah dipanggil dari pintu-pintu itu, tetapi apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, ada dan saya mengharapkan agar anda termasuk dalam golongan orang yang dipanggil dari segala pintu tadi." (Muttafaq 'alaih)

1214. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pintu yang disebut pintu Rayyan - ertinya: Puas dan kenyang minum. Dari pintu ini masuklah semua orang yang berpuasa besok pada hari kiamat. Tidak ada seorang yang selain orang-orang yang berpuasa itu yang dapat masuk dari pintu itu. Dikatakanlah: "Manakah orang-orang yang berpuasa." Mereka itu lalu berdiri, lalu tidak seorang pun yang dapat masuk dari pintu Rayyan tadi selain orang-orang yang berpuasa. Jikalau mereka telah masuk seluruhnya, lalu pintu itu pun ditutuplah, jadi tidak seorang pun lagi yang dapat memasukinya." (Muttafaq 'alaih)

1215. Dari Abu Said r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hamba pun yang berpuasa sehari dengan niat fi-sabilillah - yakni semata-mata menuju kepada ketaatan kepada Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya - yakni dirinya -kerana puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka." (Muttafaq 'alaih)

1216. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kerana didorong oleh keimanan dan mengharapkan keredhaan Allah, maka diampunkanlah untuk dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)

1217. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila bulan Ramadhan telah datang, maka dibukalah pintu-pintu syurga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan diikatlah semua syaitan." (Muttafaq 'alaih)

1218. Dari Abu Hurairah r.a, pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Berpuasalah kerana melihat - rukyah - bulan dan berbukalah kerana melihat bulan. Maka apabila terhalang oleh awan atas mu semua, maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban sebanyak tiga puluh hari." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:

"Maka jikalau tertutup oleh awan atasmu semua, maka berpuasalah sebanyak tiga puluh hari."

Dermawan Dan Melakukan Kebaikan Serta Memperbanyak Kebagusan Dalam Bulan Ramadhan Dan Menambahkan Amalan Itu Dari Yang Sudah-sudah Apabila Tiba Sepuluh Hari Terakhir Dari Ramadhan Itu

1219. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu adalah sedermawan-dermawannya para manusia dan lebih-lebih lagi kedermawaannya itu ialah dalam bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Jibril itu menemui beliau s.a.w. pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membacakan al-Quran padanya. Maka nescayalah Rasulullah s.a.w. itu, ketika ditemui oleh Jibril, adalah lebih dermawan dalam memberikan kebaikan daripada angin yang dilepaskan tiupannya." (Muttafaq 'alaih)

1220. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. apabila telah masuk sepuluh hari - yang terakhir dari Ramadhan -maka beliau s.a.w. menghidupkan malamnya - dengan memperbanyakkan amalan ibadatnya, juga membangunkan isterinya - agar ikut memperbanyak amalannya - serta mengeraskan ikat pinggang-nya - yakni sebagai kata kinayah bahawa beliau s.a.w. menjauhi untuk berkumpul dengan isterinya." (Muttafaq 'alaih)

Larangan Mendahului Ramadhan Dengan Puasa Sesudah Pertengahan Sya'ban, Melainkan Bagi Orang Yang Mempersambungkan Dengan hari-hari Yang Sebelumnya Atau Tepat Pada Kebiasaan Yang Dilakukannya, Misalnya Bahawa Kebiasaannya Itu ialah Berpuasa Hari Isnin Dan Khamis Lalu Bertepatan Dengan Itu


1221. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Janganlah seseorang di antara engkau semua itu mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali kalau seseorang itu biasa berpuasa tepat hari puasanya, maka hendaklah ia berpuasa pada hari itu." (Muttafaq 'alaih)

1222. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Janganlah engkau semua berpuasa sebelum Ramadhan. Berpuasalah Ramadhan itu kerana melihat - yakni rukyah - bulan dan berbukalah kerana melihat bulan. Apabila terhalang di balik bulan itu oleh awan, maka sempurnakanlah hitungan tiga puluh hari."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1223. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila telah tertinggal separuh dari bulan Sya'ban, maka janganlah engkau berpuasa."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1224. Dari Abulyaqzhan, iaitu 'Ammar bin Yasir radhiallahu 'anhuma, katanya:

"Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragu-ragukanlah hari itu - yakni apakah masih Sya'ban atau kah sudah masuk hari Ramadhan, maka ia telah bermaksiat dengan Abul Qasim - yakni Nabi Muhammad s.a.w."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi, dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

Apa Yang Diucapkan Di Waktu Melihat Bulan Sabit Yakni Rukyatul Hilat

1225. Dari Thalhah bin Ubaidullah r.a., bahawasanya Nabi s.a.w. itu apabila melihat bulan sabit - yakni hilal, maka mengucapkan -yang ertinya: "Ya Allah, keluarkanlah bulan sabit itu dengan penuh keberkahan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Inilah bulan sabit membawa petunjuk dan kebaikan."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Keutamaan Bersahur Dan Mengakhirkannya Selama Tidak Takut Menyingsingnya Fajar

1226. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersahurlah engkau semua, kerana sesungguhnya di dalam sahur itu ada keberkahannya." (Muttafaq 'alaih)

1227. Dari Zaid bin Tsabit r.a., katanya: "Kita bersahur bersama Rasulullah s.a.w. kemudian kita berdiri untuk melakukan shalat -yakni shalat Subuh." Kepadanya ditanyakan: "Berapa jarak waktu antara keduanya itu?" Yakni antara selesainya sahur dengan berdirinya untuk shalat Subuh. la menjawab: "Sekira cukup membaca lima puluh ayat." (Muttafaq 'alaih)

1228. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.vv. itu mempunyai dua orang juru azan, iaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Bilal itu berazan di waktu masih malam - yakni sebelum menyingsingnya fajar sadik, maka makanlah dan minumlah engkau semua - untuk bersahur - sehingga Ibnu Ummi Maktum berazan - sebagai tanda masuknya waktu Subuh."

Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata: "Tidak ada jaraknya antara kedua orang juru azan itu, melainkan kalau yang ini turun -yakni Bilal - lalu yang ini - yakni Ibnu Ummi Maktum - naik." Maksudnya jarak waktu antara keduanya itu tidak terlalu lama.   (Muttafaq 'alaih)

1229. Dari 'Amr bin al-'Ash r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Pemisahan - yakni perbezaan - antara puasa kita dengan puasanya kaum ahlulkitab -yakni kaum Yahudi dan Nasrani - itu ialah adanya makan sahur." (Riwayat Muslim)

Keutamaan Menyegerakan berbuka Dan Apa Yang Digunakan Untuk Berbuka Itu Serta Apa Yang Diucapkan Setelah Selesai Berbuka


1230. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada henti-hentinya orang-orang itu memperolehi kebaikan, selama mereka itu suka menyegerakan berbuka." (Muttafaq 'alaih)

1231. Dari Abu 'Athiyah, katanya: "Saya dan Masruq masuk ke tempat Aisyah radhiallahu 'anha, lalu Masruq berkata padanya: "Ada dua orang lelaki dari sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. tidak melalaikan kebaikan, yang seorang menyegerakan Maghrib dan berbuka, sedang yang lainnya mengakhirkan Maghrib dan berbuka." Aisyah lalu bertanya: "Siapakah yang menyegerakan Maghrib dan berbuka?" Masruq menjawab: "Iaitu Abdullah - yang dimaksudkan Abdullah bin Mas'ud." Aisyah radhiallahu 'anha lalu berkata: "Demikian itulah yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w." (Riwayat Muslim)

1232. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah 'Azzawajalla berfirman - dalam Hadis qudsi: "Yang paling saya cintai di antara hamba-hambaKu ialah yang lebih menyegerakan berbukanya."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

1233. Dari Umar bin al-Khaththab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila malam telah menghadap - yakni datang - dari sebelah ini-yakni dari sebelah timur- dan siang telah berlalu dari sebelah ini - yakni sebelah barat, juga matahari telah terbenam, maka benar-benar sudah waktunyalah seseorang yang berpuasa itu berbuka," yakni jangan menunggu lama lagi.  (Muttafaq 'alaih)

1234. Dari Abu Ibrahim iaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita berjalan - yakni berpergian - bersama Rasulullah s.a.w. dan beliau s.a.w. berpuasa. Ketika matahari terbenam, lalu beliau bersabda kepada sebahagian kaum - yang mengikuti perjalanan itu: "Hai Fulan, turunlah lalu masaklah roti itu dengan air untuk kita." Orang itu berkata: "Andaikata petang hari nanti,tentunya lebih baik."Maksudnya: Oleh sebab nampak masih agak siang, maka alangkah baiknya kalau memasaknya itu menantikan agak petang sedikit. Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Turunlah laiu masaklah roti dengan air untuk kita." Orang itu berkata lagi: "Sesungguhnya hari ini masih siang bagi Tuan - guna berbuka." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Turunlah, lalu masaklah roti dengan air untuk kita."

Yang meriwayatkan Hadis ini berkata: "Orang yang disuruh tadi lalu turun, kemudian ia memasak roti dengan air untuk orang banyak. Rasulullah s.a.w. lalu minum kemudian bersabda: "Apabila engkau semua telah melihat waktu malam datang dari sebelah sini -yakni sebelah timur, maka benar-benar sudah waktunyalah seseorang yang berpuasa itu berbuka." Beliau bersabda demikian sambil menunjuk dengan tangannya ke arah sebelah timur. (Muttafaq 'alaih)

Sabdanya: Ijdah dengan menggunakan Jim lalu dal lalu ha' yang keduanya muhmalah, ertinya ialah campurlah roti sawiq dengan air.

1235. Dari Salman bin 'Amr ad-Dhahabi ash-Shahabi r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua berbuka, maka hendaklah berbuka atas kurma, tetapi apabila tidak menemukan kurma, maka hendaklah berbuka atas air, kerana sesungguhnya air itu suci."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1236. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu berbuka sebelumnya melakukan shalat - Maghrib - atas beberapa buah kurma basah, tetapi apabila tidak ada kurma basah, maka berbuka atas kurma biasa, tetapi apabila tidak ada kurma, maka beliau s.a.w. minum beberapa teguk air."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Perintah Kepada Orang Yang Berpuasa Supaya Menjaga Lisan Dan Anggotanya Dari Perselisihan Dan Saling Bermaki-makian Dan Sebagainya

1237. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila pada hari seseorang di antara engkau semua itu berpuasa, maka janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seseorang atau dilawan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah berpuasa." (Muttafaq 'alaih)

1238. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan tidak pula meninggalkan berkelakuan dengan dasar dusta, maka tidak ada keperluannya bagi Allah dalam ia meninggalkan makan dan minumnya." Maksudnya: Di waktu berpuasa itu hendaknya meninggalkan hal-hal di atas, agar berpahala puasanya tadi. (Riwayat Bukhari) 

Berbagai masalah Dalam Puasa


1239. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Apabila seseorang di antara engkau semua lupa - bahawa ia berpuasa, lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya - yakni hal itu tidak membatalkan puasanya, kerana sesungguhnya Allah itulah yang memberinya makan dan pula minumnya." (Muttafaq 'alaih)

1240. Dari Laqith bin Shabirah r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, beritahukanlah padaku perihal berwudhu'." Beliau S.a.w. bersabda: "Sempurnakanlah wudhu' itu, sela-selailah dengan air antara jari-jari, persangatkanlah menghirup air dalam hidung, melainkan jikalau engkau dalam keadaan berpuasa. "Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1241. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. dicapai oleh fajar - yakni didahului oleh menyingsingnya fajar, sedang beliau s.a.w. dalam keadaan berjanabat kerana berkumpul dengan isterinya, lalu beliau s.a.w. mandi dan terus berpuasa." (Muttafaq 'alaih)

1242. Dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu 'anhuma berkata: "Rasulullah s.a.w. berpagi-pagi dalam keadaan berjanabat, bukannya kerana bermimpi - maksudnya kerana berkumpul dengan isterinya, kemudian beliau berpuasa." (Muttafaq 'alaih)

Keutamaan Berpuasa Dalam Bulan Muharram, Sya'ban Dan Bulan-bulan Yang Mulia — Asyhurul Hurum

1243. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan - yakni Muharram - dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail - yakni shalat sunnah di waktu malam." (Riwayat Muslim)

1244. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Tidak pernah Nabi s.a.w. itu berpuasa dari sesuatu bulan lebih banyak daripada Sya'ban, kerana beliau s.a.w. itu berpuasa dalam bulan Sya'ban itu seluruhnya." "Dalam suatu riwayat disebutkan:

"Beliau s.a.w. itu berpuasa dalam bulan Sya'ban, melainkan sedikit sekali yang tidak - yakni sebahagian besar dalam bulan ini dipuasai." (Muttafaq 'alaih)

1245. Dari Mujibah al-Bahiliyah dari ayahnya atau dari paman-nya - yakni saudara lelaki dari ayahnya, bahawasanya ia - ayah atau pamannya itu - mendatangi Rasulullah s.a.w. kemudian pergi lagi. Selanjutnya ia mendatangi Rasulullah s.a.w. lagi sesudah setahun, tetapi hal-ehwal serta keadaan tubuhnya telah berubah. la lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah Tuan tidak mengenal lagi kepada saya?" Beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah engkau?" la menjawab: "Saya adalah al-Bahili yang datang pada Tuan tahun yang lalu." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Apakah yang menyebabkan perubahan dirimu, padahal engkau dahulu baik sekali keadaan tubuhmu?" la menjawab: "Saya tidak pernah makan sesuatu makanan sejak saya berpisah dengan Tuan dahulu, melainkan di waktu malam.

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Kalau begitu, engkau telah menyiksa dirimu sendiri," kemudian beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: "Berpuasalah dalam bulan Shabar - yakni bulan Ramadhan - dan sehari saja dalam setiap bulan lainnya." la berkata: "Tambahkanlah itu untuk saya, sebab sesungguhnya saya masih ada kekuatan lebih dari itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah dua hari." la berkata: "Tambahkanlah!" Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah tiga hari." la berkata: "Tambahkanlah!" Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah bulan-bulan mulia - iaitu Rajab, Zulqa'dah, Zulhijjah dan Muharram - dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah." Beliau s.a.w. bersabda demikian dengan menunjukkan tiga buah jari-jarinya lalu mengumpulkannya dan kemudian membukanya - maksudnya tiga hari
puasa lalu tiga hari tidak dan demikian seterusnya. (Riwayat Abu Dawud)

Syahrush shabri atau bulan Shabar yakni bulan Ramadhan.

Keutamaan Berpuasa Dan Lain-lain Dalam Hari-hari Sepuluh Pertama Dari Bulan Zulhijjah

1246. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shalih pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini," yakni hari-hari sepuluh - yang pertama dari Zulhijjah. Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fi-sabilillah?" maksudnya: Untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Zulhijjah itu.

Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fi-sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apa pun dari yang tersebut - yakni setelah berjihad lalu mati syahid. (Riwayat Bukhari)

Keutamaan Berpuasa Pada Hari Arafah, 'Asyura Dan Tasu'a


1247. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari Arafah - iaitu tanggal 9 Zulhijjah. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa pada tahun yang lampau serta tahun yang akan datang." (Riwayat Muslim)

1248. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. berpuasa pada hari 'Asyura - iaitu tanggal 10 bulan Muharram - dan memerintahkan - ummatnya - untuk berpuasa pada hari itu pula. (Muttafaq 'alaih)

1249. Dari Abu Qatadah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari 'Asyura - tanggal 10 Muharram, Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa tahun yang lampau." (Riwayat Muslim)

1250. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Nescayalah jikalau saya masih tetap hidup sampai tahun muka, tentulah saya akan berpuasa pada hari kesembilan - bulan Muharram yakni Tasu'a." (Riwayat Muslim)

Sunnahnya Berpuasa Enam Hari Dari Bulan Syawwal


1251. Dari Abu Ayyub r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa berpuasa dalam bulan Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawwal, maka ia adalah seperti berpuasa setahun penuh."* (Riwayat Muslim)

Enam hari bulan Syawwal itu boleh di permulaan bulan yakni tanggal 2 sampai dengan 7 Syawwal dan boleh pula di pertengahan atau di akhir bulan. Jadi asalkan bulan Syawwal boleh. Boleh pula dipersambungkan atau dipisah-pisahkan, seperti dilakukan tanggal 2,5,10,20,26 dan 28 Syawwal. Tetapi tanggal 1 Syawwal jangan digunakan berpuasa, sebab Idul-fitri dan haram berpuasa di dalamnya

Sunnahnya Berpuasa Pada Hari Isnin Dan Khamis


1252. Dari Abu Qatadah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari Isnin, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Itu adalah hari yang saya dilahirkan di dalamnya dan hari yang saya diangkat sebagai Rasul atau hari yang pada saya diturunkan al-Quran." (Riwayat Muslim)

1253. Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. katanya: "Ditunjukkanlah amalan-amalan itu - oleh para malaikat kepada Allah Ta'ala - pada hari Isnin dan Khamis, maka saya senang jikalau amalanku itu ditunjukkan, sedang saya dalam keadaan berpuasa." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan, Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Muslim, tanpa menyebutkan berpuasa

1254. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. berusaha keras untuk berpuasa pada hari Isnin dan Khamis - kerana besarnya keutamaan yang terdapat di dalamnya."

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Sunnahnya Berpuasa Tiga Hari Dalam Setiap Bulan


Yang lebih utama sekali ialah berpuasa tiga hari itu dijatuhkan dalam hari-hari bidh - yang ertinya putih - yakni pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas. Ada yang mengatakan iaitu tanggal dua belas, tiga belas dan empat belas, tetapi yang shahih dan masyhur ialah pendapat yang pertama.

1255. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diwasiati oleh kekasihku - yakni Nabi Muhammad s.a.w. dengan tiga macam perkara, iaitu berpuasa tiga hari dari setiap bulan, melakukan dua rakaat shalat sunnah Dhuha dan supaya saya bersembahyang witir sebelum saya tidur." (Muttafaq 'alaih)

1256. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya diwasiati oleh kekasihku-yakni Nabi Muhammad s.a.w. dengan tiga macam perkara. Saya sama sekali tidak akan meninggalkannya selama saya hidup, iaitu berpuasa tiga hari dari tiap-tiap bulan, melakukan shalat sunnah Dhuha dan supaya saya tidak tidur dulu sebelum saya bersembahyang witir." (Riwayat" Muslim)

1257. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Berpuasa tiga hari dari tiap-tiap bulan adalah sama dengan berpuasa setahun penuh." (Muttafaq 'alaih)

1258. Dari Mu'adzah a!-'Adawiyah, bahawasanya ia bertanya kepada Aisyah radhiallahu 'anha: "Apakah Rasulullah s.a.w. itu berpuasa sebanyak tiga hari dari setiap bulan?" Aisyah radhiallahu anha menjawab: "Ya." Saya - Mu'adzah - bertanya: "Dari bulan apa saja beliau s.a.w. berpuasa?" Aisyah menjawab: "Beliau tidak memperdulikan dari bulan manakah beliau berpuasa itu." (Riwayat Muslim)

1259. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda;

"Jikalau engkau berpuasa tiga hari dari sesuatu bulan, maka berpuasalah pada tanggal tigabelas, empatbelas dan limabelas."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

1260. Dari Qatadah bin Milhan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita untuk berpuasa dalam hari-hari bidh-yang ertinya putih, iaitu pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." (Riwayat Abu Dawud)

1261. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma: "Rasulullah s.a.w. itu tidak berbuka - yakni berpuasa - pada hari-hari bidh - yang ertinya putih, baik beliau s.a.w. berada di rumah atau pun di dalam perjalanan."

Diriwayatkan oleh Imam Nasa'i dengan isnad yang baik.

Keutamaan Orang Yang Memberi Makan Buka Kepada Orang Yang Berpuasa, Keutamaan Orang Berpuasa Yang Dimakan Makanannya Di Sisinya Dan Doanya Orang Yang Makan Kepada Orang Yang Makanannya Dimakan Di Sisinya Itu

1262. Dari Zaid bin Khalid al-]uhani r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Barangsiapa yang memberi makan buka kepada orang yang berpuasa, maka ia memperolehi seperti pahala orang yang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa -yang diberi makan tadi." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1263. Dari Ummu Umarah al-Anshariyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. masuk di tempatnya, lalu ia menghidangkan sesuatu makanan kepada beliau s.a.w., kemudian beliau bersabda: "Makanlah!" Ummu Umarah berkata: "Sesungguhnya saya ini berpuasa." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang yang berpuasa itu dimohonkan kerahmatan oleh para malaikat, apabila ada orang yang makan makanannya di sisinya - yakni di tempatnya orang yang berpuasa tadi, sehingga mereka selesai."

Mungkin beliau s.a.w. bersabda: "Sampai orang-orang itu kenyang."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.


1264. Dari Anas r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. datang kepada Sa'ad bin Ubadah r.a., lalu Sa'ad menyuguhkan roti dan minyak, kemudian beliau s.a.w. makan. Setelah selesai beliau s.a.w. mengucapkan doa - yang ertinya: "Orang-orang yang berpuasa telah berbuka di tempatmu dan orang-orang yang berbakti telah makan makananmu dan para malaikat memohonkan kerahmatan atasmu."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.







0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More